Floresa.co- Kemarau panjang yang melanda sejumlah tempat di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebabkan Kota Kupang, ibukota NTT, mulai memasuki zona krisis air bersih.
“Kita sudah identifikasi ada 73 titik di 18 kelurahan pada lima kecamatan daerah itu yang sudah masuk zona krisis air bersih,” kata Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kupang Noldy Mumu, seperti dilansir Antaranews.com, Selasa (1/9/2015).
Menurut Noldy , hasil identifikasi petugas lapangan sudah disampaikan secara kelembagaan kepada sejumlah instansi teknis terkait, untuk segera mendapatkan jalan keluar penanganan, agar pemenuhan kebutuhan akan air bersih bagi warga tetap terus ada.
Memang, lanjutnya, Pemerintah Kota Kupang akan mempersiapkan sejumlah skenario penanganan dan pelayanan air bersih kepada seluruh warga, jika terjadi kondisi krisis. Hal itu sudah merupakan keputusan bersama dengan instansi lainnya, untuk sebuah pelayanan yang lebih baik.
Dia mengatakan, jika memang dalam posisi tertentu, warga di 73 titik itu tidak lagi bisa telayani air bersih dari pipa sumber air milik PDAM Kota Kupang dan kehabisan stok penyimpanan, maka PDAM akan melakukan pengiriman air dengan tangki yang diperoleh dari sejumlah instansi di Pemerintah Kota Kupang.
Hal sama juga, kata dia, dilakukan jika kondisi stok dan debit air di 17 sumber air baku milik PDAM Kota Kupang, menurun hingga di bawah 50 persen dari debit dan titik normal.
“Jika kondisi itu terjadi, maka praktis suplai air dari sumber air baku ke pipa distribusi rumah warga tidak bisa terjadi. Untuk itulah perlu dilakukan bantuan tangki,” katanya.
Langkah yang sedang dipersiapkan PDAM Kota Kupang ini, akan juga dikoordinasikan dengan instansi lainnya lingkup Pemerintah Kota Kupang, seperti Dinas Pekerjaan Umum, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pertamanan, Kantor Pemadam Kebakaran dan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD).
“Kita sudah sediakan delapan tangki dari sejumlah instansi itu dan siap kita suplai ke masyarakat yang teridentifikasi mengalami krisis yang sangat parah,” katanya.
Dia mengaku, masih sedang menerjunkan tim untuk melakukan sejumlah survei dan pantauan lapangan terhadap kondisi ketersediaan stok, dan pemenuhan kebutuhan air di warga pelanggan.
Selain itu juga, kata dia, PDAM membuka kemungkinan pengaduan dan laporan langsung masyarakat pelanggan ke distrik dan kantor yang ada.
Terhadap biaya untuk suplai air tangki ke masyarakat, Noldy mengatakan akan tetap ada dengan jumlah di bawah harga jualan tangki komersial.
Dalam kondisi seperti ini, Noldy meminta warga pelanggan untuk bisa menghemat penggunaan air di dalam rumah tangga, sehingga bisa tercukupi untuk seluruh kebutuhan di dalam rumah.
“Terutama untuk kebutuhan memasak, minum dan lainnya,” katanya. (Armand Suparman/ARS/Floresa)