Ruteng, Floresa.co – Musim panen tahun ini menjadi mimpi buruk bagi para petani di wilayah Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Sejauh ini Satar Mese adalah salah satu daerah lumbung padi di Manggarai. Namun, kini para petani mengeluh, lantaran hama kuning menyerang padi mereka.
Nabas Tanga, seorang petani asal Kampung Tadu Nunang, Desa Paka, menuturkan, musim panen kali ini hasil sawahnya turun drastis dari biasanya.
Lazimnya, tutur dia, sawah seluas setengah hektar miliknya mampu menghasilkan padi 20-25 karung seukuran 100 kg per musim panen.
Namun, lantaran diserang hama kuning, ia hanya mendapatkan 6 karung.
“Kali ini kami tidak hasil pak. Padi kami diserang hama kuning semua,” kata Nabas saat dijumpai Floresa, Selasa (12/8/2014).
Ia mengaku, hal itu membuat kebutuhan ekonomi keluarga dan biaya pendidikan anak-anaknya mengalami kesulitan.
Ia menjelaskan, memang mereka mendapat obat hama kuning dari Pegawai Penyuluh Lapangan di Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai.
Namun, ia mengaku, obat tersebut sia-sia lantaran tidak mampu mengusir hama.
“Obatnya tidak mujarab. Percuma kami pakai”, ungkapnya.
Terpisah, Yohanes Tangguk, petani asal Kampung Rentung, Desa Golo Ropong, Kecamatan Satar Mese Barat juga mengeluh soal hama kuning.
Dua tempat sawah miliknya seluas dua hektar yang lazimnya menghasilkan 40 karung seukuran 100 kg, hanya mendapat dua karung.
Masalah hama kuning di kampungnya, kata dia, tidak mendapat bantuan dari pemerintah.
Persoalan ini mendapat tanggapan dari Viktor Slamet, salah satu calon bupati Manggarai yang memiliki komitmen untuk memberi perhatian pasa pengembangan pertanian.
Slamet menjelaskan, hama kuning pada padi biasanya menyerang langsung ke dalam batang, daun hingga menembus akar dan sangat sulit terdeteksi.
“Daya serangnya luar biasa dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat”, ungkap Slamet yang memegang moto “Bangun Manggarai, Bangun Pertanian”.
Oleh sebab itu, menurut dia, pemerintah wajib secara intens mendampingi masyarakat di dalam kelompok-kelompok tani untuk mencegah hama kuning.
Fungsi pendampingan, kata dia, tidak hanya asal-asalan tetapi harus siaga dalam mencegah berbagai penyakit yang bisa menyerang padi.
“Akan sangat efektif jika kita mencegah daripada mengobati hama. Itu gunanya pendampingan dari pemerintah,” tutur Selamet yang akan berpasangan dengan calon wakil bupati, Silvester Baeng.
Ia menambahkan, baginya, penanganan masalah pertanian bukan hal baru.
“Seharusnya pemerintah memprioritaskan sektor pertanian sesuai dengan potensi terbesar di Kabupaten Manggarai. Jika pemerintah memetahkan masalah pertanian sebagai prioritas maka tidak ada cerita petani mengeluh karena gagal panen,”
Ia mengaku miris, lantaran daerah Satar Mese dan Satar Mese Barat yang dahulunya menjadi lumbung padi, kini sudah mulai menjadi salah satu daerah sasaran pembagian beras impor.