Romo Sonny Igar: Jangan Padamkan Lilin Paskah

Baca Juga

Dalam renungannya Romo Sonny, mengajak umat untuk meneladani Kristus dalam memberikan terang paskah di lingkungan masing-masing, terutama di lingkungan yang masih “gelap”. Kegelapan itu terjadi karena dosa. Dosa telah membuat kita gagal sebagai murid dan merusak hakikat kita sebagai citra Allah. Namun karena cinta dan kerahiman Allah yang hadir dalam Diri Putera-Nya Yesus Kristus dosa-dosa itu telah tertebus melalui penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya.

“Paskah, merayakan kebangkitan Kristus mengajak kita untuk bersinar, memberikan cahaya bagi sesama mulai dari lingkungan terdekat yakni keluarga sampai di lingkungan yang luas yakni masyarakat di sekitar kita” terangnya.

Agar bisa memberikan terang, lanjut Rm Sonny, lilin paskah harus terbakar, hancur, meleleh. Itu menggambarkan pengorbanan Kristus yang rela mati untuk menebus dosa manusia.

“Sebagai pengikut Kristus, kita tidak boleh memadamkan lilin paskah dalam hati dan kehidupan kita. Lilin itu bisa padam kalau kita membiarkan diri kita jatuh dalam dosa dan kejahatan. Selalu berjuang melawan dosa dan kejahatan adalah cara kita menjaga cahaya lilin itu tetap bernyala. Perjuangan itu membutuhkan pengorbanan dan penderitaan,” katanya.

“Memang sebuah lilin cuma bisa bernyala dan memberikan terang kalau ia dibakar, meleleh, hancur dan pada akhirnya habis. Kalau mau menjadi lilin paskah yang bernyala, maka kita harus siap berkorban dan menderita  seperti Kristus yang telah berkorban dan menderita demi keselamatan kita semua. Hal itu akan nyata dalam peran dan keterlibatan kita di tengah keluarga dan  masyarakat,” urai Romo Sonny.

Perayaan Paskah tentunya menyimpan banyak makna bagi umat di Paroki Colol. Bapak Tobias Jalang, salah satu umat dari stasi Biting menilai perayaan paskah kali ini lebih khyusuk dari paskah sebelumnya.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini