Jakarta, Floresa.co – Ribuan warga diaspora Flores Timur (Flotim) yang ada di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menghadiri halal bi halal sekaligus pelantikan dan pengukuhan kepengurusan Kerukunan Keluarga Tite Hena pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari, 30-31 Juli 2016.
Kegiatan yang berlangung di Anjungan Nusa Tenggara Timur, Taman Mini Indonesia Indah Jakarta itu, diawali dengan santap malam bersama dengan menu hidangan khas Flotim berupa sayur rumpu rampe, ketupa keleso dan daging loma yang dimasak menggunakan medium bambu.
Di tengah menikmati santap malam, para tamu dan undangan dihibur dengan dua tarian khas Flotim yakni Dana Dani yang dibawakan oleh Keluarga Besar Lohayong, Solor, serta Hanja yang dibawakan oleh para pemudi dari Keluarga Besar Demong Pagong.
Seusai santap malam, acara dilanjutkan dengan mengumandangkan gema takbir, pembacaan ayat suci Al Quran serta tauziah yang disampaikan oleh Ustad Lukman Sengaji.
Dalam kotbahnya, Ustad Lukman menekankan pentingnya menjadikan Tite Hena sebagai wadah untuk menanamkan nilai-nilai persahabatan, persaudaraan dan persatuan.
“Kita harus membangun solidaritas, tidak boleh egois dan selalu rendah hati seperti yang diajarkan dalam Al Quran serta Alkitab,” ujarnya.
Sementara itu, seusai dilantik sebagai Ketua Tite Hena, melalui seremoni pengalungan kain tenun dan penyerahan parang kepemimpinan, ketua terpilih, Simon Lamakadu, langsung memperkenalkan susunan kepengurusan yang terdiri dari 10 bidang serta didukung koordinator wilayah serta tim pakar dan tim penasehat yang terdiri dari para sesepuh pendiri Tite Hena.
Dalam sambutannya, Simon menekankan bahwa selama tiga tahun ke depan, kepengurusannya berpedoman pada semboyan herun dike haban saren yang berarti semain dekat, akrab dan bersaudara untuk menjadikan Tite Hena sebagai rumah bersama bagi para diaspora Flotim yang berada di Jakarta dan sekitarnya.
“Kepengurusan kali ini sebagian besar diisi oleh anak-anak muda usia 30-an ke bawah sehingga diharapkan akan muncul banyak ide-ide kreatif yang diimplementasikan oleh Tite Hena,” ujarnya.
Di saat yang sama, Simon langsung meluncurkan program 2RT atau 2 Ribu untuk Titehena.
Program ini bertujuan untuk menghimpun dana dari para warga diaspora Flotim se-Jabodetabek sebesar Rp 2000 per orang per bulan sehingga organisasi tersebut tidak mengalami kesulitan pendanaan untuk menjalankan berbagai program.
“Kalau kita mengumpulkan Rp 2000 setiap bulan dan ada ribuan warga diaspora Flotim di Jakarta, maka dalam setahun kita memiliki dana sebesar Rp 120 juta. Dana sebesar itu bisa kita manfaatkan untuk membiayai berbagai kegiatan sosial Tite Hena,” ujarnya. (ARL/Floresa)