ReportasePeristiwaKepsek SMAN 8 Borong: Kami Tidak Pernah Arahkan Siswa Pilih Pasangan Tertentu

Kepsek SMAN 8 Borong: Kami Tidak Pernah Arahkan Siswa Pilih Pasangan Tertentu

Borong, Floresa.co – Kepala SMAN 8 Borong, Kabupaten Manggarai Timur membantah bahwa dirinya mengarahkan para siswa untuk memilih calon tertentu dalam Pilkades di Desa Waling, Kecamatan Borong sebagaima diberitakan di salah satu media online.

Silvanus Hadu, nama kepala sekolah tersebut menyatakan kepada Floresa.co, ia merasa dirugikan dengan pemberitaan di media Floreseditorial.com, yang menuding dirinya mengarahkan para siswa memilih pasangan nomor urut satu saat Pilkades yang digelar pada 28 Februari lalu.

“Kami di sekolah tidak pernah memberikan arahan untuk memilih pasangan Kades nomor terntu kepada siswa”, kata Salvinus kepada Floresa.co, Senin 6 Maret 2017.

Dalam berita di Floreseditorial.com, disebutkan bahwa Silvanus mengancam para siswa sehari sebelum pencoblosan bahwa mereka tidak akan lulus dalam ujian nasional mendatang jika tidak memilih calon nomor urut 1. Hal itu, menurut berita tersebut, dibenarkan oleh seorang guru berinisial AR.

Namun, kepada Floresa.co,  Silvanus mengatakan, justru satu hari sebelum Pilkades, pihak sekolah memberikan arahan umum kepada semua siswa agar jangan memilih berdasarkan arahan pasangan calon tertentu.

“Hal ini penting kami ingatkan karena banyak warga kampung yang melaporkan bahwa orang tua murid diarahkan untuk memilih pasangan nomor urut dua (pasangan incument).”

Atas dasar informasi itu, kata dia, pihak sekolah memiliki kewajiban agar siswa memilih berdasarkan hati nurani.

“Tidak ada yang namanya ancaman untuk tidak lulus”, kata Salvinus.

AR adalah Tim Sukses

Silvanus menambahkan, ia menilai pemberitaan buruk terkait dirinya yang tidak dikonfirmasi oleh Floreseditorial.com adalah bentuk upaya pencemaran nama baik.

Ia pun menjelaskan bahwa AR adalah tim sukses salah satu pasangan calon yang berpartisipasi dalam Pilkades.

Salvinus mengatakan, justru AR sampai sekarang tidak pernah hadir lagi di sekolah.

Banyak warga yang mengatakan, bahwa guru tersebut mengaku dipecat kepala sekolah.  Padahal, kata Silvanus, AR tidak pernah dipecat.

“Pemecatan guru tak boleh dilakukan sembarangan, ada prosedurnya, ada surat peringatan terlebih dahulu”, tegasnya. (ARL/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA