Labuan Bajo, Floresa.co – Christian Rotok, mantan Bupati Manggarai periode 2005-2015 mengajak umat Katolik di Keuskupan Ruteng merefleksikan persoalan yang baru saja mendera keuskupan tersebut. Menurutnya, dibutuhkan rekonsiliasi agar persoalan itu bisa diselesaikan dengan baik dan tidak terulang.
“Persoalan berkaitan dengan gereja cukup sudah. Mari lakukan rekonsiliasi secara besar-besaran bila perlu dilakukan di lapangan Motang Rua,” ujar Rotok saat memberi sambutan pada acara syukuran Pater Marsel Agot, di hotel Perundi, Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Senin 6 November malam.
Seperti diketahui, saat ini Keuskupan Ruteng tengah menanti terpilihnya uskup baru pasca mundurnya Mgr Hubert Leteng pada awal Oktober 2017 lalu yang dililit kasus penyalagunaan uang keuskupan dan dugaan hubungan tidak wajar dengan perempuan.
Saat ini keuskupan yang berada di bagian barat pulau Flores ini dipimpin oleh Uskup Denpasar Mgr Silvester San sebagai Administrator Apostolik.
Baca Juga: Ada Apa di Balik Kemelut di Keuskupan Ruteng?
Upaya rekonsiliasi itu, menurut Rotok harus didukung oleh seluruh umat dari 3 kabupaten yang berada di bawah naungan Keuskupan Ruteng yakni Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur.
Politisi partai Gerindra itu itu juga berharap para imam di keusukupan itu menjalani kehidupan imamatnya sebagaimana mestinya sehingga tidak ada lagi kasus lain yang mendera di kemudian hari.
“Emo ho kali ga (cukup ini saja-red) persoalan ini. Saya tidak bisa meramal masa depan tetapi saya berbicara masa lalu dan masa kini,” tuturnya.
Baca Juga: Ini Keterangan Resmi Pengunduran Diri Uskup Leteng
Pada kesempatan itu, ia juga sempat menyentil kisah almarhum Mgr Eduardus Sangsung SVD dan Pater Marsel kala dirinya menjabat sebagai Bupati Manggarai.
“Saya pernah mengundang dan mempertemukan almarhum Mgr Edu Sangsung SVD bersama Pater Marsel Agot di rumah jabatan saat itu.”
“Saya tidak mencari akar soal saat itu dari mereka berdua. Saat itu keduanya meneteskan air mata, baik Mgr Edu juga pater Marsel Agot.”
“Sementara kegiatan hari ini Pater Yos dan Pater Marsel tidak mengeluarkan air mata,” ucapnya.
Syukuran ini merupakan rekonsiliasi Pater Marsel Agot SVD dengan Pater Yos Masan Toron, mantan ketua STKIP St. Paulus Ruteng yang sebelumnya pernah berselisih paham.
Pantauan Floresa.co, Pater Marsel dan Pater Yos saling berpelukan yang mengundang tepuk tangan meriah dari seluruh umat dan undangan.
Sementara itu, Pater Marsel Agot mengatakan agar rekonsiliasi yang diselenggarakan harus mengusung nilai kebenaran dan keadilan.
“Karena orang kecil selalu di pihak yang salah, lalu atasan selalu monopoli kebenaran. Kebenaran bisa pada siapa saja, jangan menginjakan kebenaran.”
“Kalau diinjak, dia tidak akan hilang. Mungkin dia sedikit tertekan tetapi akan tiba waktunya kebenaran itu memunculkan dirinya,” kata Pater Marsel.
Selain itu, Pater Marsel juga meminta agar Keuskupan Ruteng segera untuk bisa membenah diri.
“Reformasi sudah mulai dilakukan, tetapi harus dilakukan secara total,” katanya. “Kalau salah, katakan itu salah, apapun resikonya,” lanjut Pater Marsel.
Terkait ihwal rekonsiliasi dengan Pater Yos, Pater Marsel mengaku ada persoalan besar yang pernah terjadi di STKIP St. Paulus Ruteng beberapa sebelumnya. Namun, keduanya sudah sepakat untuk berdamai beberapa bulan lalu.
“Ok,sebenarnya persoalan sudah selesai bulan September tahun 2017 lalu.”
“Tetapi karena persolannya sangat fenomenal dan sensitif maka sudah saatnya diselesaikan secara terbuka dan melibatkan orang banyak seperti malam ini,” tutup Pater Marsel. (Ferdinand Ambo/ARJ/Floresa).