Pemkab Manggarai Akan Berani Cabut Izin PT Nampar Nos

Air Ruteng

Ruteng, Floresa.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai, NTT sudah meminta Badan Geologi di Bandung, Jawa Barat untuk melakukan penyelidikan terkait hubungan antara keberadaan PT Nampar Nos dengan kekurangan air di kota Ruteng pada musim kemarau lalu.

Langkah tersebut diambil Pemkab sebagai respon terhadap desakan DPRD Kabupaten Manggarai pada rapat paripurna APBD Perubahan beberapa waktu lalu. Saat itu DPRD mendesak Pemkab Manggarai membentuk tim peneliti independen yang melakukan kajian terhadap dampak kehadiran PT Nampar Nos terhadap krisis air di Ruteng.

Berdasarkan rekomendasi DPRD tersebut, Pemkab Manggarai sudah mengirim surat permintaan ke Badan Geologi Bandung,  lembaga yang berada di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Kita ambil posisi yang netral dan obyektif harus dari Badan Geologi. Tidak boleh dari pihak manapun yang lakukan kajian dan survei,” kata Fransiskus Kakang, Kepala Dinas Pertambangan, saat diwawancarai Floresa.co, di Kantor Bupati Manggarai, Rabu (25/11/14).

Belum lama ini, cerita Kakang, dirinya ke  pusat penelitian Geologi Bandung untuk melakukan kordinasi dan menanyai kepastian jawaban surat Pemkab Manggarai.

“Ternyata mereka masih keterbatasan personil dan waktu untuk mendatangkan surveyor,” terangnya.

Ditanyai seputar tindakan Pemkab Manggarai jika nantinya terbukti bahwa keberadaan PT Nampar Nos memicu krisis air di Ruteng, Kakang menegaskan, pemerintah memiliki political will untuk mencari solusi terhadap masalah tersebut.

Bahkan ia menegaskan, akan mengambil keputusan untuk mencabut izin perusahan itu.

“Bahwa ujungnya nanti harus ada revisi dan pencabutan izin, kenapa tidak?. Karena kita mengurus kepentingan rakyat banyak,” tegas Kakang.

PT Nampar Nos, perusahaan produsen air merek Ruteng setiap hari menyedot 30.000 liter air untuk diolah menjadi produk air dalam kemasan.

Sebelumnya, Agustinus Wily Djomi, Direktur PT Nampar Nos mengaku kesal dengan pernyataan di berbagai media bahwa keberadaan perusahan air minum miliknya menjadi pemicu kekurangan debit air tanpa ada penelitian sebelumnya.

“Saya rasa kasihan kalau bisa bicara bahwa gara-gara PT. Nampar Nos masalah air kota  Ruteng kering Pak,” kata Wily kepada Floresa.co beberapa waktu lalu.

Wily menyatakan, selayaknya kalau terjadi kekeringan air wajib dicari tahu terlebih dahulu penyebabnya.

“Satu, apakah yang kering itu dari simbernya air Perusahan Air Minum (PAM). Kedua, apakah perpipaan distribusi yang tidak benar atau putus,” ungkapnya. (ADB/Floresa).

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA