Lagi-lagi, RSUD Ruteng Kecewakan Pasien

RSUD RutengRuteng, Floresa.co – Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) lagi-lagi membuat pasien kecewa, lantaran kesalahan dokter yang melakukan operasi pada akhir pekan lalu.

Keluarga pasien bernama Enik Nangge (44) asal Wae Lengga, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) tak mampu menyembunyikan kekesalah pada dokter yang mengoperasi Enik pada Sabtu (21/2/2015).

Pasalnya, Enik yang sudah didiagnosa mengidap kista, jenis penyakit yang oleh seorang dokter kandungan di Ruteng pada November 2014 lalu selalu dihubung-hubungkan dengan kemandulan sudah mendapatkan rujukan agar segera dioperasi.

Setelah didiagnosa pada November 2014 itu, pihak keluarga lebih memilih pulang ke kampung halaman lantaran tak cukup biaya operasi.

Namun, penyakit yang diderita Enik kian parah.

Atas anjuran dokter yang mereka datangi, keluarga pun berani mengambil pilihan untuk masuk di RSUD Ruteng.

“Kami masuk di rumah sakit Jumat (20/2/2015). Sebenarnya jadwal operasinya tanggal 19, namun karena bertepatan dengan Hari Imlek, jadi dokter katanya pada libur semua,” cerita Mansoetus Laka (40) suami ibu Enik kepada Floresa.co saat ditemui di rumah keluarganya di kompleks Wae Palo Ruteng, hari ini, Senin (23/2/2015).

Pria yang kerap disapa Mansur ini mengaku kecewa dengan pihak RSUD lantaran kesalahan yang dilakukan dokter saat operasi.

“Waktu itu saya dipanggil oleh dokter kandungan ke ruang operasi. Dia bilang, ‘Om saya ini dokter kandungan. Kami sudah tidak bisa angkat penyakit kista ini’. Tetapi saat itu saya melihat perut istri saya sudah dibelah sama dokter,’’ kata Mansur.

Usai dipanggil dokter, demikian lanjutnya, perut isterinya dijahit kembali.

“Setelah itu mereka merujuk untuk beroperasi di Bali atau Makassar usai jahitannya sembuh,” ujar Mansur.

Padahal sebelum dioperasi, katanya, istrinya itu pernah dirontgen oleh dokter.

“Yang memvonis dokter sendiri. Tapi kok, ketika perut istri saya sudah dibelah malah hasilnya mengecewakan dan bilang tidak mampu lagi,” katanya.

Ia bertambah kecewa karena, jelas Mansur, usai istrinya dibelah dan gagal dioperasi hingga sembuh, pihaknya juga dibebankan pihak RSUD Ruteng untuk membayar biaya perawatan Rp 4.261.000 selama tiga (3) malam.

Selain itu, ia juga dibebankan dengan biaya pembelian obat-obatan sebesar Rp 813.000.

“Kami sangat kecewa dengan tindakan ini. Bagi kami petani ini, uang sebanyak itu sangat mahal dan harus rela berutang di kampung,” kesal Mansur.

Ditanya seputar upaya tindak lanjut pihak keluarga untuk menyembuhkan Enik, Mansur mengaku sudah berpasrah terhadap kuasa Sang ilahi lantaran tidak punya biaya operasi.

Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD belum berhasil dikonfirmasi Floresa.co.

RSUD Ruteng dikenal sebagai rumah sakit dengan pelayanan yang buruk. Kabar terkait kekecewaan pasien terhadap rumah sakit ini bukan baru kali ini muncul.

Beberapa waktu lalu, seorang pasien dilaporkan ditelantarkan pihak RSUD selama 12 jam. (Baca juga: 12 Jam RSUD Ruteng Telantarkan Pasien) 

Namun, kendati berita-berita seperti ini muncul, pihak RSUD tampak enggan melakukan pembenahan. (ARL/Floresa).

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA