Guru di Matim Tidak Dapat Gaji Bosda, Ada Dugaan Manipulasi

gaji tidak dibayarBorong, Floresa.co – Pembagian gaji para guru komite yang diambil dari dana Bos Daerah (Bosda) di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) dinilai manipulatif dan diskriminatif.

Dana yang seharusnya diberikan kepada guru-guru komite dengan total Rp. 400.000 per bulan, hingga kini belum diberikan oleh Dinas PPO.

Robertus Bogong, seorang guru SMPN Satu Atap Pocong, Desa Gurung Turi, Kecamatan Poco Ranaka mengatakan kepada Floresa.co, Jumat (19/9/14), dirinya tidak diberi gaji Bosda pada tahun 2014 ini.

Padahal, kata Rober, di tahun 2013 lalu dia telah menerima gaji melalui dana tersebut.

Ia menuturkan, beberapa kali dirinya menanyai petugas Dinas PPO Manggarai Timur terkait upahnya di tahun 2014 ini, namun namanya sudah tidak terdapat dalam data penerimaan dana Bosda di instasi itu.

Kata dia, guru-guru komite di sekolahnya semua sudah mendapatkan Bosda, kecuali dirinya.

“Padahal tiap minggu saya mengajar selama 15 jam di 5 kelas.  Saya sudah beberapa kali komplain di dinas itu, namun jawaban mereka, hanya tunggu saja,’’ ungkap Rober.

Ia juga mempertanyakan keabsahan data-data penerimaan dana Bosda di PPO Manggarai Timur. Sebab, kata dia, terdapat banyak di kabupaten itu yang memanipulasi data tanpa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

“Dinas PPO Matim (Manggarai Timur-red) melakukan manipulasi. Di SMPN 2 Poco Ranaka yang nota bene guru baru masuk toh mereka dapat gaji Bosda dari Januari hingga Juli. Ini sebenarnya kecurangan, sementara kami yang lama tidak ada,” tegas Rober.

Ia sangat berharap, Dinas PPO memberikan Bosda sebagai upahnya selama di tahun 2014 ini, sebab tidak ada penghasilan lain untuk keluarganya.

“Selama 2014 ini saya terus meminjam orang punya uang dan mengharapkan pengembaliannya melalui Bosda,” ucapnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Floresa.co via ponselnya, Fransiskus Malas, Kepala Dinas PPO Manggarai Timur hanya merespon dengan menanyai nama lengkap Robertus untuk kemudian akan di cross check di dinasnya. “Tolong namanya di sms, supaya kita lacak,” tulis Fransiskus, singkat  via ponselnya.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini