Empat Hari Usai Dikerjakan, Proyek Lapen di Satar Mese Barat Mulai Rusak

Dari pantauan Floresa.co pada 8 Oktober 2022, sebagian agregat, baik agregat kasar, kunci, dan penutup Jalan di Kampung Ros, Desa Terong, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai itu sudah terbongkar saat kendaraan roda dua dan roda empat melintasinya.

Floresa.co – Lapen di Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur mulai rusak meski baru empat hari usai dikerjakan.

Dari pantauan Floresa.co pada 8 Oktober 2022, sebagian agregat, baik agregat kasar, kunci, dan penutup Jalan di Kampung Ros, Desa Terong itu sudah terbongkar saat kendaraan roda dua dan roda empat melintasinya.

Beberapa jejak kendaraan di ruas jalan itu membongkar agregat karena diduga belum diikat dengan semprotan aspal yang memadai atau sesuai spesifikasi. Terpantau semprotan aspal seadanya, diduga menjadi sebab utama kurangnya daya ikat agregat.

Agregat yang sudah disemprotkan dengan aspal hasil penguapan tersebut terasa lembek jika ditekan dengan jari. Bahkan, jika dicungkil dengan jari, agregat akan terbongkar dengan mudah.

Saat pantauan tersebut, beberapa warga yang duduk di bawah sebuah pohon mangga membenarkan jika lapen tersebut sangat lembek dan mudah terbongkar jika dicungkil dengan jari telunjuk. Apalagi jika diinjak, agregat akan terbongkar.

Lorensius Turus, warga asal Kampung Ros mengatakan proyek Lapen yang baru selesai tersebut sangat berbeda dengan proyek Lapen sebelumnya yang dikerjakan oleh warga Kampung Ros.

“Aspalnya lembek Pak. Beda yang sebelah bawah. Kami yang buat. Kualitas bagus. Yang ini tidak bagus,” bandingnya.

Dalam kesempatan tersebut warga menjelaskan bahwa anggota proyek Lapen tersebut sudah pulang, karena proyek sudah selesai dikerjakan pada empat hari sebelumnya.

“Empat hari lalu selesai dikerjakan Pak. Anggota proyek sudah pulang,” jelas Lorensius Turus.

Kata dia, saat pengerjaan Lapen tersebut, pihak dari Dinas PU Kabupaten Manggarai serta tim teknis hadir untuk memantau secara langsung di lokasi.

“Kali lalu Pak, ada tim teknis dari Dinas PU. Ada Pak Jonatan,” lanjutnya.

Ia juga menjelaskan bahwa, dalam kesempatan pengawasan proyek Lapen tersebut, pihak dari Dinas PU Kabupaten Manggarai berjanji untuk provisional hand over (PHO) atau serah terima sementara pekerjaan dalam waktu dekat.

“Kata mereka, Pak Jonatan [Dinas PU], tanggal 10 Oktober 2022 mereka datang lagi untuk PHO,” jelasnya.

Terkait tujuan kehadiran pihak dari Dinas PU Kabupaten Manggarai dan tim teknis, saat pemantauan lokasi proyek Lapen tersebut, warga mengaku tidak mengetahui hal tersebut.

“Kami tidak tau tujuan mereka datang. Mungkin datang teliti untuk PHO,” tutup Lorensius.

Warga Kecewa

Kepada Floresa.co, warga sangat kecewa terhadap proyek Lapen yang diduga dikerjakan asal jadi oleh kontraktor.

“Silakan foto semua Pak. Itu kerja mereka,” teriak salah satu warga dari depan rumah miliknya.

Warga juga mengakui, selama beberapa tahun belakangan ini, mereka kesulitan akses keluar untuk menjual komoditi karena tidak didukung infrastruktur yang bagus.

“Kami di sini ada kemiri dan mente untuk dijual di Ruteng. Tapi jalan tidak bagus, jadi serba sulit,” terang Lorens.

Ia juga menjelaskan, pada musim hujan, warga kesulitan membawa komoditi karena jalan di tengah kampung masih tanah. Dan kendaraan tidak bisa masuk kampung karena di badan jalan tergenang air yang menyerupai got, sehingga becek dan licin.

“Kami di sini jalan tanah. Musim hujan tidak bisa jalan, licin,” jelas salah satu narasumber yang juga tidak mau disebutkan namanya.

Bupati Janji Turun Lapangan

Bupati Manggarai Heribertus G. L. Nabit berjanji akan mengecek dan memantau secara langsung proyek Lapen di Kampung Ros, Desa Terong, Kecamatan Satar Mese Barat.

“Saya coba cek soal ini ya. Nanti saya kabarkan lagi ya,” katanya lewat pesan WhatsApp kepada Floresa.co.

Bupati Heribertus juga memberikan informasi kepada pihak Dinas PUPR Manggarai untuk memantau secara langsung pengerjaan Lapen tersebut.

“Saya langsung teruskan info ini ke PU untuk dapatkan jawaban mereka e. Juga supaya mereka bisa turun ke lapangan esok. Esok akan dicek ke lapangan. Makanya esok hrs diperiksa dulu di lapangan, ase,” tutupnya.

Agregat yang terbongkar setelah kendaraan melintas (Foto: Jefry Dain/Floresa).

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Lambertus Paput saat dikonfirmasi Floresa.co pada Minggu 9 Oktober 2022 menjelaskan bahwa sumber dana proyek Lapen tersebut berasal dari dana alokasi umum (DAU) Kabupaten Manggarai.

“Sumber dana DAU,” jelas Lambertus.

Terkait dengan CV dan kontraktor yang mengerjakan proyek Lapen tersebut, Lambertus mengaku tidak ingat dan data-datanya masih ada di kantor. Namun dirinya memberi informasi terkait pejabat pembuat komitmen (PPK) dari Dinas PUPR Kabupaten Manggarai.

“Saya tidak bawa data di rumah kk. Esok baru saya liat. Tidak ingat satu persatu. KK PPK nya pak Melki Muardi,” lanjutnya.

Kadis Lambertus juga akan menugaskan direksi, PPK, dan tim teknis untuk memastikan dan memantau proyek Lapen yang diduga dikerjakan asal-asalan oleh kontraktor.

“Esok saya tugaskan direksi, tim teknis, dan PPK Melki Muardi untuk cek lapangan,” tutupnya.

PPK Melki Muardi, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp Floresa.co, 9 Oktober 2022, menjelaskan bahwa untuk mendapat data kontraktor pengerjaan Lapen tersebut harus seizin Kadis PUPR Manggarai.

“Saya lagi di rumah duka. Kalau mau minta data kontraktor izin dulu di pa kadis [PUPR] Manggarai,” tulisnya.

Ia juga berjanji turun di lokasi untuk memantau hasil pengerjaan tersebut.

“Saya sudah konfirmasi dengan konsultan dan teman-teman pengawas, besok turun lokasi,” tutupnya.

Jefry Dain

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini