NUSANTARAPengakuan Seorang Mahasiswa Soal Suap dalam Tes Masuk IPDN

Pengakuan Seorang Mahasiswa Soal Suap dalam Tes Masuk IPDN

Floresa.co – Pengakuan mengejutkan datang dari seorang mahasiswa Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung tentang pola rekrutan mahasiswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang dinilai sarat dengan penyuapan.

Seperti dilansir Kompas.com, Rabu, 13 April 2016 di depan Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri, Rantona demikian nama mahasiswa tersebut mengaku pernah dua kali mengikuti seleksi masuk IPDN dari provinsinya Nagroeh Aceh Darusalam.

Namun, dia harus mengurungkan niatnya masuk IPDN lantaran tidak bisa memenuhi syarat yang ditentukan.

“Kalau lulus, saya harus membayar sekian (Rp 150 juta). Karena orangtua saya susah, serta demi bangsa dan negara, saya mengalah dan menolak permintaan tersebut,” tuturnya dalam Kuliah Umum Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad di Jatinangor, Sumedang, Rabu.

Kisah serupa, demikian pengakuannya dialami beberapa temannya dari provinsi lain saat masuk Unpad. Sang teman juga dimintai dana beragam untuk bisa masuk IPDN. Jumlahnya bisa mencapai Rp 200 juta.

Melihat fakta tersebut, ia pun sepakat dengan sikap Basuki Tjahja Purnama atau Ahok yang menganggap IPDN tidak penting.

“Di Indonesia banyak lulusan ilmu pemerintahan yang lain. Apakah IPDN bisa lebih menyejahterakan dibanding yang lain?” lanjutya.

Menanggapi pertanyaan itu, Tjahjo mengamini bahwa rekrutmen IPDN memang mengerikan, sarat KKN dan pungutan.

Maka, mulai 2015 lalu, seluruh proses perekrutan dilaksanakan secara online. Artinya, tidak ada tatap muka antara calon dan panitia.

“Tidak ada jatah-jatahan, tetapi harus lulus tes, dan pendaftaran dilakukan online,” pungkasnya.

Perekrutan tahun 2015-2016 sudah dilakukan secara online. Tjahjo akan melihat hasilnya. Hal ini menjadi perhatian karena lulusan IPDN akan lulus dengan golongan IIIA, dan biasanya menjadi camat. (Ario Jempau/ARD/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

TERKINI

BANYAK DIBACA