Borong, Floresa.co – Kabar terkait adanya tempat esek-esek di Borong, ibukota Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT) kini sudah sampai di telinga pemerintah setempat.
Pihak Pemerintah Kecamatan Borong pun menyatakan siap menertibkan tempat-tempat yang diduga menjadi lokasi perbuatan mesum itu.
Informasi yang dihimpun Floresa.co dari warga Borong, tempat esek-esek di kota yang terleka di pesisi pantai selatan Pulau Flores ini memang terdapat di sejumlah lokasi seperti warung kopi (warkop) di kompleks Pasar Borong dan sejumlah kos.
Gaspar Nanggar, Camat Borong yang ditemui Floresa.co, Selasa (9/6/2015) mengatakan, pihaknya sudah lama mendapat informasi dari masyarakat terkait hal itu.
Dia mengatakan, selama ini penertiban sedikit sulit karena aktivitas para Pekerja Seks Komersial (PSK) di Pasar Borong dan di kos-kos sangat rapi.
“Untuk menertibkan PSK dibutuhkan kordinasi bersama pemerintah kecamatan, kepolisan, Pol PP dan unsur tokoh agama,” katanya.
Baca juga: Dua Jam dengan Kupu-kupu Malam di Borong
Ia menjelaskan, mereka akan melakukan pengawasan dan monitoring di lapangan.
Kata Gaspar, untuk di kos-kosan, pihaknya akan bekerja sama dengan pemilik kos, RT/RW, pihak kelurahan dan desa.
Ia menjelaskan, keberadaan para PSK di lingkungan masyarakat akan memberikan dampak negatif bagi perkembangan anak.
Sebagai langkah antisipasi, salah satu yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah mengadakan pertemuan dengan pemilik kos dan tokoh agama agar memantau anak kos yang tinggal dan menginap.
Pihaknya juga akan memberikan pembinaan terhadap pemilik kos.
“Pemilik kos di tiga kelurahan, yaitu di Keluarahan Satar Peot, Rana Loba, Kota Ndora dan di Desa Nangga Labang yang terdapat dalam wilayah Kota Borong supaya lebih selektif dalam menerima anak kos,” katanya.
“Kami telah meminta pemilik kos untuk mendata setiap anak kos, kemudian dilaporkan kepada RT. RT tidak mungkin secara terus-menerus melakukan pendataaan, karena mobilitas mereka (penghuni kos). Namun, diupayakan supaya mereka didata,” lanjutnya.
Robert Kristian, warga Kelurahan Kota Ndora menyambut baik langkah pihak kecamatan.
Menurutnya, akhir-akhir ini memang praktek mesum kian marak, terutama juga pasca hadirnya tempat hiburan malam seperti pub yang ada di Cepi Watu, tak jauh dari pusat Kota Borong.
Kristian mengatakan penertiban dilakukan sejak awal mengingat Kota Borong kian ramai.
“Terhadap pemilik hotel, supaya diberi pembinaan agar tamu yang nginap di hotel dengan identitas yang jelas sehingga tidak ada pasangan kumpul kebo,” katanya.
Kristan juga berharap kerja sama tokoh lintas agama , tokoh masyarakat, sama- sama menjaga generasi mudah Matim agar bebas dari HIV/AIDS, narkoba dan kejahatan lainya.
Kristian mengatakan, gaya hidup pergaulan bebas anak muda sekarang sulit dibendung.
“Orang tua diharapkan bisa menjaga dan terus memantau aktivitas anak di luar rumah,” katanya. (Satria/ARL/Floresa)