PILIHAN EDITORPolemik Tanah Bandara di Matim: Warga Nyaris Perang Tanding

Polemik Tanah Bandara di Matim: Warga Nyaris Perang Tanding

Borong, Floresa.co – Warga di Kabupaten Manggarai Timur (Matim)-Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) nyaris perang tanding hari ini, Minggu (21/2/2016) terkait konflik lahan yang hendak dijadikan lokasi pembangunan bandara.

Lahan itu, yang terletak di Tanjung Bendera, Desa Watu Nggene, Kecamatan Kota Komba, wilayah pantai selatan Matim memang masih bermasalah.

Hari ini, sekitar pukul 14.00 Wita, warga dari dua suku – Motu dan Suka – mendatangi lokasi dengan membawa senjata tajam.

Informasi yang dihimpun Floresa.co, terdapat kurang lebih 50 orang suku Motu dan 20 orang suku Suka menduduki lokasi.

Saling klaim lahan ini bermula dari peristiwa pada 7 Februari lalu, di mana saat itu warga suku Suka mengadakan upacara adat. Mereka saat itu menancapkan bendera berwarna merah.

Warga suku Motu tidak menerima  hal itu, di mana mereka mengklaim bahwa merekalah pemegang hak ulayat.

Potensi konflik hari ini mereda, berhubung sejumlah pejabat di Matim mendatangi lokasi.

Mereka adalah Camat Kota Komba, Ferdinandus Lendo; Kasat Pol PP Matim, Frans Malas; Danpos Wae Lengga, Serma Subandi; Kapolsek Wae Lengga, Iptu Fransiskus B. Medar.

Unsur pemerintah yang didampingi Lurah Watung Gele, Herman  Cedot ini tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 14.30 Wita.

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA