Janji Kejati NTT Selidiki Proyek Ruang Kelas SD di Kupang Usai Insiden Plafon Roboh yang Melukai Siswa 

Setidaknya tiga sekolah yang akan diselidiki, janji pihak kejaksaan

Floresa.co – Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur [Kejati NTT] berjanji bakal menyelidiki dugaan penyelewengan dalam proyek renovasi gedung SD di Kupang usai insiden robohnya plafon ruang kelas di salah satu sekolah yang melukai beberapa peserta didik.

Kepala Kejati NTT, Zet Tadung Allo berkata, pihaknya akan mengambil langkah hukum jika terdapat unsur pidana dalam pembangunan dan perawatan sekolah yang berisiko membahayakan keselamatan siswa dan tenaga pengajar.

“Kondisi seperti ini tidak dapat dibiarkan, dan kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” katanya, seperti dilansir oleh situs resmi Kejati NTT pada 21 Januari.

Pernyataan Zet muncul usai insiden di SD Inpres Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang pada 16 Januari. Plafon ruang kelas I di SD itu roboh saat 24 peserta didik sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar. 

Kepala SD Inpres Oesapa, Rada Peda berkata kepada Floresa, “peristiwa ini tidak disangka-sangka.”

Beruntung, kata dia, saat plafon mulai roboh, ibu guru yang berada di dalam ruang kelas berteriak meminta para siswa menyelamatkan diri.

“Ibu guru itu  sigap menyuruh siswa-siswi berlindung di bawah meja,” katanya.

Rada berkata, insiden tersebut membuat tiga peserta didik mengalami luka gores. 

Merespons kejadian tersebut, sekolah memutuskan meliburkan kegiatan belajar mengajar pada 17 Januari.

Mereka baru aktif lagi pada 20 Januari dan terpaksa duduk lesehan di emperan kelas karena beberapa tukang dari Balai Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] NTT sedang memperbaiki ruang kelas.

Plafon yang roboh merupakan bagian dari proyek renovasi sekolah oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] pada 2022 dan rampung pada pertengahan 2023. 

Meski telah selesai, hingga kini belum ada serah terima resmi dari Balai PUPR Provinsi NTT kepada Pemerintah Kota Kupang. 

Insiden pada 16 Januari merupakan yang kedua setelah pada Desember 2024, plafon dua ruang kelas lain di SDI Inpres Oesapa juga rubuh. 

Peristiwa itu terjadi setelah siswa baru saja mengikuti ujian akhir sekolah. Balai PUPR langsung merespons dengan melakukan perbaikan.

Rada Peda, Kepala SD Inpres Oesapa saat diwawancarai Floresa pada 21 Januari 2025. (Dokumentasi Floresa).

Kepala Kejati NTT, Zet Tadung Allo berkata, selain SD Inpres Oesapa, pihaknya juga akan menyelidiki proyek di sekolah lainnya, yakni SD Negeri 1 Naioni di Kelurahan Naioni, Kecamatan Alak dan SD Inpres Besmarak di Kelurahan Besmarak, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang.

Floresa menghubungi Mourest Aryanto Kolobani, Kepala Seksi Penyidikan Pidana Khusus Kejati NTT pada 15 Februari untuk mengonfirmasi perkembangan penyelidikan dugaan penyelewengan dalam proyek renovasi sekolah-sekolah itu. 

Namun pesan yang dikirim via WhatsApp pada pukul 18.30 Wita belum direspons, kendati telah centang dua, tanda pesan telah diterima.

Situs resmi Kejati NTT juga belum memuat informasi tindak lanjut janji itu. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumuliahi Djami, yang meninjau SD Inpres Oesapa usai insiden pada 16 Januari menyarankan agar pembuatan plafon menggunakan triplek sehingga keselamatan dan kenyamanan aktivitas peserta didik tetap terjaga.

Bahan yang tebal seperti gipsum yang digunakan selama ini, katanya, mudah jatuh.

Kepala SD Inpres Oesapa, Rada Peda mengharapkan hal serupa. 

Berangkat dari dua insiden plafon runtuh hanya dalam sebulan, ia berkata, sebaiknya material menggunakan bahan yang tipis.

Material plafon yang sama dengan sebelumnya, katanya, “dapat membahayakan keselamatan para siswa.”

Editor: Ryan Dagur

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel Whatsapp dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA