Borong, Floresa.co – Paroki St. Gregorius Borong, Keuskupan Ruteng, yang masuk wilayah Kabupaten Manggarai Timur – Flores sedang membangun gereja baru dengan kapasitas 2.000 umat.
Lokasi pembangunannya tetap di tempat yang sama dengan gereja sebelumnya di Golo Karot, Borong.
Belasius Dasal, ketua panitia pelaksana pembangunan gereja itu mengatakan, ada beberapa alasan dibangunnya tempat ibadah ini, di antaranya karena kondisi bangunan gedung gereja lama yang sudah lapuk, fondasi terkikis, atapnya sudah rusak dan bocor ketika hujan.
Selain itu, gereja lama juga tidak mampu menampung umat di Paroki Borong yang jumlahnya semakin meningkat.
“Gereja ini kapasitasnya tidak memadai lagi untuk jumlah umat paroki yang semakin bertambah,” katanya kepada Floresa.co ketika ditemui di halaman gereja itu Kamis 26 Mei 2016 lalu.
“Oleh karena itu, pembangunan gereja baru adalah sebuah kebutuhan umat” lanjutnya.
Ia menambahkan, kapasitas gereja sebelumnya hanya bisa menampung sekitar 500 orang.
Pembangunan gereja ini melibatkan peran serta umat paroki itu. Panitia, kata dia, menggerakkan umat untuk memberikan sumbangsih dengan cara masing-masing.
“Kami sebagai panitia wajib menggerakan umat agar anggaran pembangunan bisa ditekan,” ujarnya.
Sebenarnya, menurut dia, anggaran pembangunan tempat ibadah itu sebesar Rp 7,5 miliar.
Namun, karena ada peran serta umat dalam bentuk material dan tenaga, anggaran bisa ditekan menjadi Rp 3,5 miliar.
Terpisah, Anton Dergong, ketua umum panitia pembangunan gereja ini mengatakan, anggaran Rp 7,5 miliar itu adalah nilai uangnya. Ketika konsep pembangunan gotong royong diterapkan, maka jelasnya, anggarannya semakin kecil.
Sumber dana pembangunan gereja, kata dia, dari umat sekitar 60% dan 40% dari donatur baik dari pemerintah kabupaten, provinsi maupun pemerintah pusat.
Menurut Dergong, konsep awalnya, memang mereka hanya berencana merenovasi gereja lama.
Namun, lanjut dia, hal itu dinggap tidak menyelesaikan soal, karena tetap saja bangunan gereja tidak bisa menampung umat paroki.
Peletakan batu pertama pembangunan gereja akan dilaksanakan pada tanggal 8 Juni mendatang, di mana akan diundang Bupati Yosep Tote, ketua DPRD Lucius Modo dan seluruh pimpinan SKPD lingkup Setda Manggarai Timur serta sejumlah tokoh agama.
Gereja lama Paroki Borong dibangun pada tahun 1972 dan sudah beberapa kali direnovasi.
Letak gereja strategis karena berada ditengah kota. Oleh karena itu panitia memutuskan untuk tetap dibangun di tempat gereja lama.
“Konsep pembangunan gereja ini akan dijadikan gereja wisata karena beberapa pertimbangan dari bapa uskup. Saran uskup kalau boleh gereja ini dibangun sedemikian rupa sehingga dia menjadi menarik dan wisatawan juga bisa berkunjung untuk berdoa berhubung objek wisata juga dekat dengan gereja ini” terang Anton.
Anton berharap,seluruh umat Katolik memberi sumbangsih karena sukses tidaknya pembangunan gereja itu tergantung umat.
“Saya berharap kepada umat untuk memenuhi kewajibannya dan di samping itu kami panitia juga berusaha untuk mencari donatur agar bisa sukseskan pembangunan gereja ini,” harapnya. (Ronald Tarsan/Floresa)