ReportasePeristiwaPolisi: Wabub Mabar Sudah Diperiksa Terkait Kasus Dugaan Penganiayaan

Polisi: Wabub Mabar Sudah Diperiksa Terkait Kasus Dugaan Penganiayaan

Labuan Bajo, Floresa.co – Wakil Bupati Manggarai Barat (Mabar), Maria Geong sudah diperiksa terkait kasus dugaan penganiayaan, demikian kata Kapolres Mabar, AKBP Supiyanto.

“Wakil bupati sudah kita periksa sekitar tiga minggu lalu. Kita periksa selaku terlapor,” kata Supiyanto di Labuan Bajo, Jumat 30 Desember 2016.

Menurut Supiyanto, dalam kasus ini antara pelapor dan terlapor sudah ada kesepakatan damai. Namun, katanya, bukan berarti penanganan kasus itu berhenti di situ saja.

”Proses mediasi sudah dilakukan oleh pihak pelapor maupun terlapor dan ada kesepakatan damai. Tetapi, kita masih pertimbangkan, apakah kasus ini dihentikan atau dilanjutkan,” katanya.

Ia menjelaskan, polisi sudah mempertimbangkan banyak hal dalam kasus ini dan memutuskan akan melakukan gelar perkara.

Sebagaimana diberitakan, pada 14 Oktober 2016, Geong dilaporkan ke polisi oleh Fandi Arman Jebarus, seorang sopir angkutan umum.

Laporan ini dipicu aksi pemukulan yang dilakukan Geong kepada Fandi ketika Fandi mengendarai kendaraan di jalan raya Wae Kesambi.

Menurut penuturan Fandi, saat itu ia tidak sengaja menyerempet seseorang yang berada di pinggir jalan, yang ternyata adalah Wabub Maria Geong. Ia pun dipukul Geong sesaat setelah ia turun dari mobil

Fandi mengaku mulanya ia tak mengenal Geong.  “Saya tidak kenal ibu itu siapa,” ujarnya.

Sementara itu, Geong mengaku merasa dipaksa untuk minggir dari badan jalan, padahal saat itu ia sedang memimpin kegiatan bakti sosial di Pasar Batu Cermin.

“Dia paksa saya untuk minggir dengan tancap gas yang bunyi keras sekali,” ujar Geong.

Ia melanjutkan, posisinya saat itu tidak bisa ke pinggir jalan lagi karena di depannya ada parit dan kondisi jalan sangat sempit.

Tetapi, menurutnya, mobil yang dikendarai Fandi tetap memaksa untuk melaju.  Akibatnya, mobil itu menyerempet badannya.

Beruntung, kata Maria, dirinya tidak terjatuh. Ia lalu memerintahkan untuk menghentikan mobil itu.

“Anak itu harus diberi peringatan. Saya menampar dia untuk peringatan saja. Dengan saya saja dia lakukan itu, apalagi kalau dengan masyarakat banyak,” ujarnya. (Ferdinand Ambo/ARL/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA