Floresa.co – Animo masyarakat berkunjung ke Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat terus meningkat dari tahun ke tahun.
Sejak 2010, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2014 dimana kunjungan wisatawan melonjak 27,7% dibandingkan tahun 2013.
Tahun 2013 kunjungan wisatawan ke TNK juga terbilang tinggi yaitu melonjak 26,65% dibandingkan tahun 2012.
Tren kunjungan ke TNK memang terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2016 lalu, sudah mencapai lebih dari 100 ribu pengunjung.
Hal ini tidak terlepas dari makin tingginya promosi dari pemerintah. Pada tahun 2011, TNK menjadi salah satu tujuh keajaiban dunia. Sejak saat itu, animo wisawatan berkunjung ke TNK terus meningkat.
Apalagi pada tahun 2013, pemerintah mengadakan hajatan Sail Komodo. Kemudian tahun 2015, pemerintah menetapakan Labuan Bajo sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata baru selain Bali.
Bersamaan dengan itu, proyek pelebaran bandar udara Komodo pun rampung sehingga sejumlah maskapai penerabangan menambah frekwensi penerbangan ke Labuan Bajo.
Tingginya kunjungan ke TNK ini selain menambah pendapatan negara bukan pajak (PNBK) tetapi juga akan menyisakan persoalan terkait terganggunya keseimbanagan ekosistem. Tak hanya itu, masyarakat yang tinggal di wilayah itu juga akan merasakan damapknya baik positif maupun negatif. (Baca:Desa Papagarang dan Ironi Zonasi di Taman Nasional Komodo)
Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan habitat asli biawak Komodo. Area TNK terdiri atas tiga pulau yaitu Komodo, Rinca dan Padar.
Total luas wilayah daratan mencapai 603 kilometer persegi dimana 70 persen adalah savana.
Selain binatang Komodo, di TNK juga terdapat 37 jenis reptilia, 10 jenis mamalia darat, dan 127 jenis burung darat dan pantai.