Floresa.co – Situasi memperihatinkan dialami anak-anak SDK Bugis di Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebelum pelajaran dimulai, mereka harus menyisir rumah-rumah warga di sekitar untuk mencari sumur yang belum kering, demi memenuhi kebutuhan air di sekolah.
Fakta miris ini dilaporkan salah satu warga Manggarai Timur, Doni Parera di salah satu grup Facebook, “Suara Rakyat Manggarai Timur”, Jumat pagi (14/11/2014).
“Tangan2 kecil ini sudah terkuras tenaganya, sebelum mereka mulai duduk berpikir untuk menerima materi pelajaran sampai jam 1 siang”, tulis Doni di grup Facebook tersebut.
Doni menjelaskan, di halaman sekolah tersebut memang sudah ada sumur, tapi sudah mulai kering.
“Padahal, jika kedalamannya ditambah beberapa meter, maka masih bisa dapatkan air utk kebutuhan sekolah, seperti yang dilakukan warga yang punya sumur disekitar sekolah”, jelasnya.
Ia menambahkan, di lapangan sekolah ada juga artesis dengan menara air yang tinggi. Tapi, nasibnya tidak jelas, meski penyedot air artesis ini menggunakan mesin diesel dengan kapasitas besar.
Postingan Doni mendapat respon dari sejumlah anggota grup, termasuk pemilik akun bernama Alexandra. Ia menulis, “karena capek lalu lapar trus mengantuk.. saya tidak tega membayangkan kelanjutannnya, soalnya sy di rumah ju mete air macam mete org mati”
Sementara anggota lain, Rea Embun memberi komentar “prihatin ,dari jaman saya sampe sekarang hal seperti ini seolah menjadi peraturan di sekolah Tapi suatu saat akan jadi cerita buat anak cucu mereka ,ami danong ngo sekolah agu teku wae.”
Informasi yang dihimpun Floresa.co dari narasumber di Borong yang minta namanya tidak disebutkan, kunci kamar mesin penyedot air artesis di sekolah tersebut dipegang oleh Lurah Kota Ndora Daniel Arugarwan. Tanpa diketahui alasan yang jelas, lurah tersebut jarang sekali mengoperasikan mesin tersebut, padahal saat ini musim kering dan Borong sedang krisis air.
“Yang kami dengar dari orang, katanya itu untuk menghemat biaya operasioanl”, kata sumber tersebut.
Beberapa kali, kata dia, apa yang dilakukan lurah tersebut diberitakan media. “Namun, tidak ada perubahan apa-apa, karena lurahnya masih kerabat Bupati Manggarai Timur, Yosep Tote”, kata sumber itu.
Floresa.co masih berupaya mengonfimasi hal ini ke lurah tersebut. Namun, hingga Jumat pagi, ia belum bisa dihubungi. (ARL/Floresa)