Borong, Floresa.co – Jalan masuk di Dermaga Borong, wilayah Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Manggarai Timur (Matim), NTT, jebol akibat terjangan banjir sungai Wae Bobo pada Kamis sore, 6 Desember 2018.
Terjangan air yang begitu deras membuat tembok penahan bagian kanan jalan masuk dermaga yang selama ini memang sudah digerus abrasi itu, langsung ambruk.
Pantauan Floresa.co, Kamis malam, akses menuju dermaga, putus. Para nelayan di wilayah itu dipastikan tidak bisa memanfaatkan dermaga itu lagi.
Selain itu, badan jalan dari arah jembatan hilir Wae Bobo menuju dermaga itu juga terancam putus.
Wilayah pesisir pantai dekat dermaga ini memang menjadi wilayah rawan bencana, baik abrasi maupun banjir, pasca adanya pembangunan jalan raya pada 2015 lalu.
Sebelumnya, Kepala BLHD Matim, Thomas Ngalong mengatakan sebelum adanya pembangunan di sana, pesisir pantai itu ditumbuhi banyak mangrove yang bisa meminimalisasi bencana tersebut.
BACA JUGA:
-
Abrasi di Pantai Dermaga Borong, BLHD: Itu Karena Diganggu Pembangunan
-
Puluhan Rumah Terendam Banjir, Jalan Raya Dikotori Sampah
-
Usai Matim Expo 2018, Sampah Hiasi Lapangan Pameran Muara Wae Bobo
-
Dinas Lingkungan Hidup Matim: Kota Borong Darurat Sampah
“Sebenarnya tidak (terjadi abrasi) begitu kalau tidak diganggu dengan pembangunan (jalan) di sana,” katanya kepada Floresa.co, Kamis, 15 November 2018.
Menurutnya, pembangunan jalan di sepanjang bibir pantai itu mestinya harus diimbangi dengan pembangunan konstruksi khusus yang bisa menahan derasnya pukulan ombak agar tidak terjadi abrasi seperti sekarang.
“PU mestinya tidak hanya membangun tembok penahan. Tapi, harus ada konstruksi khusus seperti break water atau pemecah ombak,” katanya.
Ia menyatakan, pihaknya tidak bisa mengintervensi penanggulangan bencana abrasi itu, karena merupakan kewenangan BPBD dan Dinas PUPR. “Kami hanya sebatas menanam pohon. Dan itu sudah dilakukan,” ujarnya.
Rosis Adir/Floresa