Floresa.co – Upaya warga Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mempertahankan Pantai Pede, salah satu pantai yang menjadi tempat rekreasi umum dari upaya privatisasi terus digalakkan.
Sebanyak 50 ribu warga telah menandatangani petisi menolak privatisasi, demikian kata Direktur Eksekutif Institut Lintas Studi (ILS), Maksimus Ramses Lalongkoe, Senin (1/12/2014).
Penolakan warga, menurutnya lahir dari keperihatinan melihat ini hampir semua pantai yang ada di Labuan Bajo sudah diprivatisasi.
Kondisi ini tentunya mencengangkan dan sekaligus menyedihkan masyarakat Manggarai Barat khususnya dan masyarakat luas umumnya, karena sudah tidak memiliki ruang publik di sekitar Kota Labuan Bajo.
Di satu sisi, kata dia, ILS memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pemerintah baik pemerintah Kabupaten Manggarai Barat maupun pemerintah Provinsi NTT, yang sudah berjuang menghadirkan investor untuk berinvestasi di Manggarai Barat.
“Kita ketahui bahwa melalui investasi para investor, roda perekonomian suatu daerah bergerak maju dan memberikan nilai positif tersendiri bagi masyarakat,” katanya.
Namun di sisi lain, kehadiran para investor melalui usaha pemerintah, justru memberikan dampak negatif bagi masyarakat.
“Memprivatisasi seluruh ruang publik merupakan salah satu contoh konkret dampak negatif hadirnya investor. Pertanyaannya, apakah masyarakat luas yang sangat menginginkan ruang publik untuk melepas lelah dan rekreasi harus mendaki gunung, menyusuri lembah dan mengarungi lautan untuk mencari ruang publik? Rasanya tidak demikian,” katanya. (ARL/Floresa)