Warga Rana Mbata, Matim Keluhkan Pipa Air yang Rusak Akibat Proyek Jalan Provinsi

Floresa.co – Sudah lima bulan warga Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur mengalami krisis air bersih.

Hal ini terjadi lantaran jaringan pipa air bersih menuju desa itu sudah rusak akibat pengerjaan jalan provinsi jalur Bealaing-Mukun-Mbazang.

Material tanah dan batu yang digusur menggunakan alat berat saat pengerjaan jalan itu menindis dan merusak pipa-pipa air menuju Rana Mbata, tepatnya di sepanjang jalur Golo Robo.

“Kami sudah lima bulan alami krisis air, karena pipa-pipa air sudah rusak akibat penggusuran jalan (provinsi) dari Golo Robo itu,” kata Maria Bur, salah seorang ibu rumah tangga kepada Floresa.co, pada Kamis, 26 Desember 2019.

Air yang dialir menggunakan pipa-pipa yang kini sudah rusak itu dimanfaatkan oleh ribuan warga delapan kampung di desa itu.

Menurut Maria, sejak pipa-pipa itu rusak, mereka terpaksa membeli air yang dijual menggunakan mobil-mobil tangki dengan harga Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per tangki.

“Air yang kami beli itu hanya untuk kebutuhan masak, minum dan WC,” katanya.

Pipa yang sudah terpotong di pinggir jalan. (Foto: Floresa)

Sedangkan untuk mandi dan mencuci pakaian, katanya, mereka harus berjalan kaki hingga lebih dari satu kilo meter menuju sumber air yang ada di wilayah itu.

Pantauan Floresa.co, pipa-pipa air dari Golo Robo menuju mbata  tampak tidak tersambung lagi dan dibiarkan tergeletak dan berserakan di pinggir jalan Golo Robo-Mbata.

Pipa-pipa itu ada yang sudah rusak akibat ditindis alat berat.

Warga berharap, pihak yang mengerjakan proyek jalan itu memperbaiki pipa-pipa air menuju Desa Rana Mbata itu.

Pengerjaan hotmiks jalan provinsi jalur Bealaing-Mukun-Mbazang itu, tepatnya dari Mukun hingga Jere dikerjakan oleh PT Wijaya Graha Prima.

Jalan Mukun-Jere itu tampak sudah mulus.

Papan informasi proyek tampak masih berdiri tegak di pinggir jalan sebelum memasuki Kampung Jere dari arah Desa Rana Mbata. Papan tender itu dipasang di titik akhir pengerjaan yang menjadi tanggung jawab PT Wijaya Graha Prima tersebut.

Informasi yang dihimpun Floresa.co, pengerjaan lanjutan jalur itu, yakni dari Jere menuju Desa Rana Mbata, dikerjakan oleh PT Agogo. Namun, Floresa.co tidak melihat papan tender proyek pengerjaan jalan tersebut.

Selain itu, tampak belum ada tanda-tanda penyiraman hotmiks pada jalur itu.

Jalan Provinsi jalur Bealaing-Mukun-Mbazang, tepatnya dari Jere menuju Desa Rana Mbata yang hingga 26 Desember 2019 belum tuntas dikerjakan dan tanpa papan informasi proyek. (Foto: Floresa)

Satu unit eksavator terlihat masih diparkir di pinggir jalan setelah melewati kampung Jere dari arah Ruteng.

Sebagian jalan itu tampak sudah disirami krikil dan sudah digilas.

Sedangkan di beberapa titik, masih telihat genangan air membentuk kolam dan berlumpur, karena belum  disirami krikil.

ADR/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA