Protes Kualitas Proyek Jalan, Warga di Manggarai Nyaris Adu Jotos dengan Kontraktor

Kontraktor mengakui pertengkaran dengan warga  itu, mengklaim ia mempersoalkan permintaan mereka agar memperbaiki seluruh bagian jalan yang sudah dikerjakan

Baca Juga

Floresa.co – Warga di Ruteng, Kabupaten Manggarai bertengkar dan hampir berkelahi atau adu jotos dengan kontraktor saat memprotes proyek jalan yang mereka nilai dikerjakan asal jadi.

Florianus Pandang, warga Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong mengatakan kepada Floresa, peristiwa itu terjadi pada Senin, 4 September di lokasi proyek lapisan penetrasi atau lapen yang beberapa hari lalu mereka persoalkan.

Pertengkaran, kata dia, terjadi usai pada Senin pagi ia dan beberapa warga lainnya mendatangi kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang [PUPR] mengadukan pengerjaan proyek jalan itu.

“Dari dinas sudah ada jawaban bahwa pihak kontraktor akan memperbaiki bagian yang rusak, tapi pengerjaannya harus melibatkan masyarakat,” katanya.

Saat kembali ke lokasi proyek, kata dia, mereka kaget karena mendapati kontraktor sedang memperbaiki satu titik yang rusak yang sebelumnya dicungkil warga dengan tangan untuk memperlihatkan buruknya pengerjaan jalan itu.

Kontraktor itu, kata dia, adalah Frans Wangari, direktur CV Delta Flores.

Florianus mengatakan, pertengkaran terjadi saat warga berupaya mencegat Frans dan para pekerja proyek.

Ia menjelaskan, kelompok warga berargumen bahwa yang mereka persoalkan bukan hanya di titik yang sudah dicungkil itu, tapi juga di bagian lainnya.

Karena itu, warga meminta Frans mengambil sampel dengan mengorek sepuluh titik di sepanjang ruas jalan yang dikerjakan dua pekan lalu itu.

Karena warga menyampaikan hal demikian, kata Florianus, Frans emosi.

“Dia ancam warga,” katanya.

Dus Pejot, warga lainnya mengaku dibentak Frans.

“Kamu diam, ini gara-gara kamu lapor [pengerjaan proyek] ini,” ujarnya meniru Frans.

Respons demikian, kata Dus, lalu menyulut pertengkaran.

“Untung saja tidak terjadi baku pukul, hanya adu mulut dengan pihak kontraktor,” katanya.

Pertengkaran itu disaksikan oleh petugas dari Dinas PUPR yang sedang berada di lokasi, kata Dus.

Frans Wangari membenarkan adu mulut dengan warga itu.

Ia mengklaim menentang warga karena pihaknya diminta memperbaiki seluruh bagian jalan yang sudah dikerjakan.

Karena terjadi adu mulut, katanya, proses perbaikan tidak dilanjutkan.

“Situasinya memanas. Kita jadinya tidak lanjut kerja dan rencana perbaikannya itu masih tunggu situasi aman dulu,” ujarnya kepada Floresa.

Lamber Paput, Kepala Dinas PUPR mengaku mendapat informasi terkait cekcok antara kontraktor dan warga itu.

“Memang ada perbedaan [pendapat] ya. Soal kerusakan itu pasti diperbaiki. Kami sudah perintahkan rekanan,” katanya.

Proyek lapen di Kelurahan Carep itu adalah salah satu dari 17 titik proyek dengan nama paket Rehabilitasi/Pemeliharaan Periodik Jalan Dalam Kota Ruteng dengan anggaran sebesar Rp2,8 miliar. Dana tersebut bersumber dari pinjaman daerah.

Warga di Kelurahan Carep memprotes pengerjaan lapen itu dengan cara mencungkilnya menggunakan tangan di salah satu titik. Mereka merekam aksi pada 1 September itu dengan video yang kemudian viral.

Sebagaimana disaksikan Floresa dalam video tersebut, lapen itu dengan mudah terkelupas.

Florianus mengatakan, warga berencana melapor kepada polisi perihal  dugaan penyelewengan pengerjaan proyek ini.

Ia mengatakan, mereka sudah menggelar rapat pada 4 September malam terkait rencana itu.

“Esok [6 September] mungkin kita lapor ke polisi,” katanya.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini