Pekerja di Labuan Bajo Ditipu Usai Transfer Uang Sewa Kos yang Dipromosikan via Facebook, Kasus yang Bisa Merusak Citra Kota Pariwisata

Korban yang berasal dari Tangerang Selatan, Provinsi Banten sedang mengisi waktu liburan setelah masa kerjanya di Labuan Bajo berakhir

Baca Juga

Floresa.co – Seorang pekerja di Labuan Bajo, Manggarai Barat menjadi korban penipuan dari orang yang dia hubungi via media sosial dan mengaku sebagai pemilik kos.

Bermodalkan informasi dari Facebook, perempuan dengan inisial TSA itu melakukan transaksi pembayaran uang sewa, namun ternyata kos yang dijanjikan tidak ada.

TSA, yang berasal dari Tangerang Selatan, Banten, bekerja di Labuan Bajo sejak Oktober 2023.

Karena masa kerjanya sudah selesai, ia memutuskan untuk berlibur terlebih dahulu di kota wisata super premium ini hingga bulan depan.

Pada 20 Januari, TSA pun mencari kos di Labuan Bajo yang berukuran luas, bersih dan memiliki fasilitas seperti pendingin atau AC dan kamar mandi dalam.

Ia pun berselancar di media sosial untuk menemukan kos yang dibutuhkannya itu. 

TSA akhirnya berlabuh di sebuah grup Facebook bernama “Kost Labuan Bajo.”

“Saya masuk ke grup Kost Labuan Bajo itu, lalu lihat-lihat postingan di situ,” ujarnya kepada Floresa pada 23 Januari.

Penelusuran Floresa, grup ini memiliki 11.500 anggota dan banyak membagikan informasi terkait kos di Labuan Bajo.

Di grup itulah TSA menemukan akun dengan nama ‘Bayu Andara’ menawarkan kos “Konradus,” dengan fasilitas lengkap, cocok dengan yang dia butuhkan.

“Setelah itu saya  langsung hubungi pemiliknya melalui nomor telepon yang tertera,” ujarnya.

Sebenarnya, TSA tak langsung percaya informasi kos yang disampaikan akun ‘Bayu Andara’ itu. 

Ia berusaha melakukan proses verifikasi secara daring.

TSA mengatakan sebelum menghubungi nomor ponsel yang tertera di akun  ‘Bayu Andara’ itu, ia mengecek lokasi melalui aplikasi peta Google atau Google maps.

Berdasarkan informasi di aplikasi itu, kata dia, memang benar ada kos “Konradus” yang beralamat di sekitar Batu Cermin, Kecamatan Komodo, tepatnya di sekitar Patung Caci.

TSA pun mengiriman pesan ke  ‘Bayu Andara’ melalui WhatsApp.

‘Bayu Andara’ pun membalas pesannya dan menjelasan tipe kos beserta isinya.

Karena sedang butuh cepat dan harga yang ditawarkan juga menurutnya relatif murah yaitu Rp1,5 juta, TSA langsung tergiur. 

Ia mengatakan kos dengan tipe dan fasilitas yang sama di Labuan Bajo biaya sewa per bulannya sekitar Rp2,5 juta.

Lagi-lagi TSA sebenarnya tak begitu saja percaya dengan informasi kos yang ditawarkan di Facebook itu. 

Ia ingin terlebih dahulu melihat lokasi kos secara langsung.

Karena itu, pada 20 Januari malam, ia menghubungi ‘Bayu Andara’ untuk menginformasikan bahwa keesokannya ia akan ke lokasi kos.

Namun, ‘Bayu Andara’ mengatakan, ada penyewa lain yang juga memesan kamar kos itu.

Penyewa tersebut, katanya, belum melakukan pembayaran.

Ia meminta TSA segera melakukan pembayaran agar kamar kos itu tak diberikan ke penyewa lain itu.

“Karena memang  saya sudah  menemukan  kos  yang cocok dan dia juga ngirim video dan fotonya itu cocok untuk saya, jadi ya udah langsung, antara sadar enggak sadar, saya transfer dan langsung saya bayar lunas. Biar besoknya enggak ribet, langsung masuk,” cerita TSA.

Ia pun mengirimakan uang sewa kos itu sebesar Rp1,5 juta ke nomor rekening BNI.

Nama pemilik rekening itu, kata dia, bukan atas nama ‘Bayu Andara’, tetapi Andi Anita Yulianti.

Tak berhenti di situ. ‘Bayu Andara’ kemudian meminta TSA mengirim tambahan Rp200 ribu. Alasannya, kondisi AC sedang bermasalah.

Lain di Facebook, Lain di Lokasi

Pada 21 Januari, TSA pun mengecek ke lokasi, seperti yang tertera di akun Facebook dan Google maps.

Tiba di lokasi sekitar pukul 11.25 Wita, ia menemukan kondisi yang berbeda. 

Ia mengatakan, memang ada kos bernama ‘Konradus’, tetapi pemiliknya bukan ‘Bayu Andara’.

Selain itu, bangunan kos ‘Konradus’ yang dilihatnya tidak seperti foto di Facebook. 

Ia menyebut bangunan itu “seperti bangunan lama, sementara di foto yang saya lihat itu bangunannya baru.”

Merasa dibohongi, TSA menghubungi ‘Bayu Andara’, tetapi tak ada jawaban. 

Ia menunggu di lokasi hingga pukul 13.00 Wita.

Terakhir, ‘Bayu Andara’ mengirimkan pesan: “Mohon maaf sebelumnya kak, uangnya saya kasih ke yang lebih membutuhkan. Semoga rejekinya makin bertambah. Ikhlas ya kak? Salam dari Kupang.”

Setelah mengirim pesan itu, ia memblokir nomor TSA.

TSA mengatakan belum membuat laporan resmi kepada polisi.

Namun, kata dia, kasus ini sudah ditangani seorang polisi yang saat ini menjadi pemilik kos tempat ia tinggal. 

Polisi itu, kata dia, anggota Polres Manggarai Barat.

“Saya memohon pertolongan pada beliau, dan sudah ada hasilnya. Pihak kepolisian sudah memproses kasus ini. Informasi terakhir yang saya terima bahwa kepolisian sudah mengetahui keberadaan pelaku,” katanya.

Hingga berita ini dipublikasi, Floresa belum mendapat penjelasan dari polisi yang disebut TSA. 

TS berharap tak ada korban lain seperti dirinya lagi.

Kasus seperti ini, kata dia, dapat merusak citra Labuan Bajo sebagai destinasi wisata.

Editor: Peter Dabu

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini