Satu-satunya Perempuan, Marta Muslin Tulis Tegaskan Maju Sebagai Calon Bupati Manggarai, Bukan Wakil

Dengan slogan Manggarai Tangguh, Marta Muslin Tulis  telah mendaftar di sejumlah partai politik sebagai calon bupati

Baca Juga

Floresa.co – Di tengah minimnya calon perempuan dalam pemilihan kepala daerah di Nusa Tenggara Timur [NTT], Marta Muslin Tulis telah mendaftar di sejumlah partai politik untuk maju sebagai calon bupati Manggarai.

Perempuan kelahiran Ruteng ini mendaftar di Partai Nasdem pada 1 Mei.

Selain dia, pada hari yang sama Nasdem juga menerima pendaftaran beberapa bakal calon lainnya, yang semuanya laki-laki. 

Mereka adalah Thomas Dohu, Herybertus Nabit dan Heribertus Ngabut. Dua nama terakhir adalah bupati dan wakil bupati Manggarai periode 2020-2025.

Ditemui Floresa usai mendaftar di Nasdem, Marta berkata, ia selanjutnya akan mendaftar di beberapa partai lain, seperti Gerindra dan Hanura.

Ica, demikian ia disapa, mengatakan keterlibatannya dalam kontestasi Pilkada Manggarai pada November tahun ini diharapkan bisa menginspirasi  perempuan-perempuan lain bahwa politik itu bukan hanya domainnya kaum pria.

“Perpolitikan Manggarai memang sedikit macho. Dominasi laki-laki hampir di segala lini,” ujarnya.

Dalam lingkungan politik yang maskulin itu, Ica memutuskan untuk maju sebagai calon bupati, bukan wakil.

“Keberanian saya maju untuk nomor satu bukan untuk nomor dua, setidaknya bisa menginspirasi perempuan bahwa kita bukan hanya jadi pendukung, tetapi juga bisa memimpin di depan,” ujarnya.

Terkait siapa yang menjadi calon wakilnya bila mendapat kepercayaan dari partai, Ica berkata “masih dalam proses screening dan harapannya sudah ada bulan depan.”

“Konsepnya memang calon wakil ideal adalah pensiunan birokrat berpengalaman, biar bisa jadi penyeimbang untuk latar belakang dan pengalaman saya,” kata Marta yang selama ini berkiprah sebagai aktivis, dengan fokus pada isu lingkungan.

Ia mengusung slogan Manggarai Tangguh, disingkat Marta, sesuai nama depannya. 

Perempuan dalam Politik di Manggarai

Sejak terbentuk tahun 1958, belum ada satupun perempuan yang menjadi bupati atau pun wakil bupati Manggarai.

Bahkan sejak Pilkada dilakukan secara langsung sejak 2005, partisipasi kaum perempuan dalam merebut kursi bupati atau wakil bupati masih minim.

Dari empat kali Pilkada [2005, 2010, 2015 dan 2020], hanya pada Pilkada 2010 yang diikuti satu calon perempuan, yaitu Yustina Ndung, calon wakil mendampingi Herybertus Nabit.

Ketua Badan Pemenangan Pemilihan dan Pemilihan Umum Dewan Pimpinan Cabang Nasdem Manggarai, Ferdi Purnawan Naur berkata seiring dengan makin banyaknya kaum perempuan yang berkiprah di ranah publik,  “seharusnya lebih banyak perempuan yang bersaing dalam Pilkada kali ini.” 

Kehadiran Ica, kata dia,  adalah representasi kebangkitan perempuan.

Nasdem, tambah Ferdi, terbuka untuk semua calon kepala daerah, baik perempuan maupun laki-laki.

Pada pemilihan legislatif Februari 2024, dari 35 calon legislatif terpilih di DPRD Manggarai, tiga diantaranya adalah perempuan.  Mereka adalah Maria Imakulata Moto [PDI-P], Ursula Anur [PAN] dan Agnes Menot [Demokrat].

Meski terbilang minim, perempuan yang maju dalam Pilkada dan kemudian terpilih terjadi di Manggarai Barat, kabupaten hasil pemekaran dengan Manggarai pada 2003.

Pada Pilkada 2015, Maria Geong terpilih sebagai wakil bupati, berpasangan dengan Agustinus Ch Dula.

Pada Pilkada 2020, Maria Geong maju sebagai calon bupati berpasangan dengan Silvester Syukur, namun kalah.

Di level provinsi, pada Pilkada NTT 2018,  Emilia Nomleni maju sebagai calon wakil mendampingi Marianus Sae. 

Kala itu, pasangan ini digadang-gadang sebagai calon terkuat sebelum Marianus ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi.

Minimnya partisipasi perempuan untuk maju dalam Pilkada, tidak menyurutkan semangat Ica.

Ia berkata, justru persoalan inilah yang membuatnya termotivasi untuk ikut bertarung.

“Menjadi bupati bukan tujuan, tetapi jalan,” katanya.

“Tujuannya untuk memberi kesejahteraan kepada masyarakat Manggarai, sementara jalannya adalah dengan menjadi bupati.”

Editor: Petrus Dabu

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini