Floresa.co – Salah satu anak usaha dari grup bisnis Sinar Mas bakal menggarap proyek geotermal atau panas bumi baru di Flores, setelah diumumkan sebagai pemenang lelang.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral [ESDM] menunjuk PT Daya Anugerah Sejati Utama sebagai pemenang lelang Wilayah Kerja Panas Bumi [WKP] Nage yang berlokasi sekitar 20 kilometer sebelah selatan Bajawa, ibukota Kabupaten Ngada.
Ini merupakan proyek geotermal baru di Flores yang ditetapkan sebagai Pulau Panas Bumi pada 2017.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menetapkan pemenang lelang WKP Nage dalam keputusan yang terbit pada 17 September.
PT Daya Anugerah Sejati Utama yang beralamat di Sinar Mas Land Plaza Jl. M.H Thamrin No. 51, Jakarta merupakan perusahaan yang 99,999 persen sahamnya milik PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. atau DSS.
Grup Sinar Mas milik taipan Eka Tjipta Widjaja – yang meninggal pada 26 Januari 2019 – merupakan induk DSS. Bisnis Grup Sinar Mas merambah berbagai sektor, seperti pulp dan kertas, agribisnis dan makanan, jasa keuangan, pengembang perumahan dan real estate, telekomunikasi, dan energi dan infrastruktur, termasuk kesehatan dan pendidikan.
DSS memiliki beragam bisnis, seperti pertambangan dan perdagangan batubara, perdagangan pupuk dan bahan kimia serta penyediaan tenaga listrik dan uap.
Untuk bisnis kelistrikan, DSS mengoperasikan empat pembangkit listrik dengan total kapasitas 300 Megawatt [MW] yang terletak di Serang [1 unit], Tangerang [1 unit] dan Karawang [2 unit].
Di sektor panas bumi, DSS termasuk pemain baru.
Penjajakan peluang ke panas bumi, tulis perusahaan itu dalam laporan tahunan tahun 2023, sejalan dengan rencana pemerintah untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.
DSS baru melirik sektor ini pada 2022, melalui PT Daya Mas Geopatra Energi.
Perusahaan ini mendirikan PT Daya Mas Geopatra Pangrango setelah mendapatkan izin Kementerian ESDM untuk melakukan survei pendahuluan dan eksplorasi panas bumi di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Hingga akhir 2023, PT Daya Mas Geopatra Pangrango telah melakukan survei pendahuluan dan akan berlanjut ke tahap eksplorasi yang ditargetkan mulai pada kuartal III atau IV 2024.
Pengembangan WKP Nage akan menambah portofolio panas bumi DSS.
Dalam pengumumannya, Direktorat Jenderal Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM menyatakan, PT Daya Anugerah Sejati Utama berkomitmen menyediakan dana eksplorasi WKP Nage senilai 10.010.000 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp150,15 miliar.
Kementerian ESDM mewajibkan perusahaan itu membentuk badan usaha baru atau melakukan perubahan pada akta pendirian badan usaha.
Ketentuan pembentukan badan usaha baru adalah komposisi kepemilikan sahamnya paling sedikit 95 persen oleh Badan Usaha Pemenang Lelang.
Selanjutnya, badan usaha baru wajib mengajukan permohonan Izin Panas Bumi kepada Menteri ESDM melalui Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
WKP Nage terletak di kawasan hutan yang memiliki luas 10.410 hektare. Lahan itu terdiri atas 2.083,85 hektare hutan produksi, 825,78 hektare hutan produksi dapat dikonversi dan 7.500,37 hektare Area Penggunaan Lain.
WKP Nage memiliki kapasitas pengembangan 40 MW, dari cadangan terduga sebesar 46 megawatt ekuivalen [MWe].
Pengumuman pemenang lelang WKP baru ini terjadi di tengah konflik proyek geotermal di sejumlah lokasi di Flores.
Salah satu lokasi proyek geotermal terdekat dari WKP Nage adalah Mataloko, yang sama-sama berada di Kabupaten Ngada.
Laporan Floresa pada Desember 2023 menemukan bahwa proyek Mataloko yang dimulai sejak lebih dari 20 tahun lalu mengalami kegagalan berulang, kini kembali dikerjakan.
Proyek geotermal juga sedang dikembangkan di Poco Leok, Kabupaten Manggarai, perluasan dari PLTP Ulumbu.
Proyek ini dikerjakan PT PLN Persero dan sudah memasuki tahap pembebasan lahan. Namun, warga terus menyatakan penolakan, mengkhawatirkan dampaknya bagi lingkungan mereka.
Di Kabupaten Manggarai Barat, BUMN PT Geo Dipa Energi juga mengembangkan proyek di Desa Wae Sano. Kini belum ada aktivitas lanjutan proyek ini yang juga ditentang warga.
Sementara di Kabupaten Lembata, saat ini PT PLN sedang mengusahakan proyek geotermal di Atadei dengan target kapasitas 10 MW.
Sama seperti di Flores, rencana pengembangan geotermal Atadei mendapat penolakan dari kelompok warga setempat.
Selain di Ulumbu, PLTP lain di Flores yang sudah beroperasi berada di Sokoria, Kabupaten Ende.
Pengembangnya, PT Sokoria Geothermal Indonesia [PT SGI] telah mengoperasikan Unit I dengan kapasitas 5 MW sejak Maret 2022 dan Unit II dengan kapasitas 3 MW sejak Juli 2023.
PT SGI merupakan salah satu perusahaan KS Orka Renewables Pte. Ltd yang berbasis di Singapura dan memiliki hubungan dengan PT Sorik Marapi Geothermal Power, pengembang PLTP Sorik Merapi di Mandailing Natal, Sumatera Utara.
PLTP Sorik Merapi pernah mengalami insiden kebocoran gas Hidrogen Sulfida atau H2S, setidaknya tiga kali sejak 2021 dan menelan korban jiwa.
Dalam peristiwa pertama pada Januari 2021, lima warga meninggal, dua anak-anak, serta setidaknya 49 warga dirawat di rumah sakit.
Laporan Floresa pada Desember 2023 menemukan, pengembangan panas bumi Sokoria ini menyebabkan sumber air tercemar dan tanaman pertanian rusak.
Editor: Ryan Dagur