Floresa.co – Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur kembali meletus, bagian dari rentetan aktivitasnya yang masih tinggi sejak letusan dahsyat pada akhir tahun lalu.
Gunung setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut itu meletus dua kali pada 1 Agustus malam. Letusan pertama pada pukul 20:48 dan kedua pada pukul 01:05 Wita.
Kedua letusan itu masing-masing memuntahkan kolom abu setinggi 10.000 dan 18.000 meter di atas puncak, menurut Petugas Pos Pengamatan (PGA) Gunung Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere.
Ia berkata, pada letusan pertama, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut. Sementara pada letusan kedua asap berwarna kelabu dan hitam.
“Lava mengalir ke arah barat sejauh 3.800 meter dan ke timur sejauh 4.340 meter dari pusat aktivitas,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Floresa.
Saat dua letusan itu tampak sinaran api mengelilingi puncak kawah, dengan gemuruh letusan terdengar hingga ke pos pengamatan yang berjarak sejauh tujuh kilometer.
Emanuel mengingatkan masyarakat di sekitar “tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius enam kilometer dari pusat aktivitas,” sementarara di sektoral barat dan timur laut jarak aman adalah tujuh kilometer.
Ia juga mengimbau “masyarakat tetap menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada pernapasan.”
Waspada Banjir Lahar
Menurut Emanuel, salah satu bahaya lain saat ini adalah banjir lahar yang berpotensi terjadi pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Beberapa yang potensial, kata dia, adalah di delapan desa di Kecamatan Ile Bura dan Wulanggitang, yakni Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru dan Nawokote.
Pada 29 Juli, banjir lahar merendam dua desa di Kecamatan Ile Bura (Dulipali dan Nurabelen) dan satu desa di Kecamatan Wulanggitang, yaitu Hokeng Jaya. Banjir lahar itu terjadi setelah hujan pada 28 hingga 29 Juli.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Fredynandus Moat Aeng berkata akan menggelar rapat koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk TNI dan Polri, untuk menangani situasi pasca banjir lahar.
Ia berkata, kejadian itu membuat Desa Nurabelen dan Dulipali di Kecamatan Ile Bura mengalami dampak yang sangat serius, termasuk “beberapa akses jalan terhambat.”
Moat Aeng mengklaim, ia juga akan terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas II El Tari Kupang terkait info cuaca.
Selain itu, dengan pos pengamatan terkait kondisi gunung.
“Kami tetap berjaga-jaga manakala terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” katanya.
Lewotobi Laki-laki mulai erupsi besar pada November tahun lalu yang menewaskan sembilan orang dan memaksa ribuan masyarakat di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura mengungsi dari rumah-rumah mereka.
Hingga kini, menurut data pemerintah, jumlah pengungsi lebih dari 4.000 jiwa.
Letusan gunung itu juga menyebabkan kerusakan tanaman pertanian dan sejumlah fasilitas umum, termasuk sekolah.
Editor: Petrus Dabu