HANYA TANAH
Kala,
Wacana mengharuskanmu untuk bergerak
Kesusahan membuntutimu
Ketakutan merangkulmu erat
Kemunafikan mengikatmu dasyat
Kekuasaanmu,
Sebuah strtegi kehausan akan kehormatan
Bertumbuh subur meski ada dilema
Mengakar, meski tak harus disiangi
Mendunia meski tak melalui desas desus
Tampilanmu,
Mencengangkan
Membinggungkan
Lagi mengharukan
Menelurkan berlaksa tanya yang tak perlu kau jawab
Hanya tanah yang kaupijaki yang tahu rahasiamu
Kau
Bertindak mengikuti alur permainan naluri tirani
Menghempaskan kebenaran yang sebenarnya patut dijunjung
Mengaburkan gagasan kebaikan yang diperjuangkan insan
Dimanakah asamu?
Engkau kuat
Menegasi setiap kebajikan dengan hasrat busukmu
Menyuburkan penyakit jahaman yang membuatmu merasa diatas awan
Hanya tanah yang kau pijaki yang tahu rahasiamu.
TENTANG NASIB
Tuhan,
Hambamu ingin bertanya
Apa mau-Mu?
SULIT
Kau, dengan sederhana
Menari dipersimpangan ramai itu
Kau tersenyum, meski tak ada yang membalas
Kau mendapat apa?
Hanya kepingan-kepingan logam yang sedikit artinya
Seandainya, kaum berdasi yang menontonmu
Adakah kepingan berubah menjadi lembar merah?
Sulit,,,,
JANJI ??
Janji mana janji? Tanyanya
Oh, di sana
Di mana?
Di peti uang
Yang sudah dipaku mati.
Yogyakarta, November 2014
Arief Laga adalah pria kelahiran Manggarai. Saat ini, calon imam Ordo Fransiskan ini sedang studi di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, Yogyarta