Surabaya, Floresa.co – Kasak kusuk pemberitaan mengenai Valentine’s Day, 14 Februari 2016, yang menampilkan sisi pro dan kontra menyesaki ruang publik kita. Entah kenapa, hari yang seharusnya dimaknai sebagai momen kasih sayang direduksi ke dalam sudut pandang yang beragam. Ada yang mengatakan bahwa perayaan tersebut bagian dari budaya sekular yang menjunjung tinggi erotisme, ada pula yang dengan percaya diri menyudutkannya sebagai varian dari ritual agama pagan. Benarkah?
Di tengah perdebatan itu, sebuah komunitas intelektual di Surabaya malah menampilkan sisi yang berlainan. 14 Februari adalah hari memperingati PETA (Pembela Tanah Air). Komunitas yang bernama Nera Academica ini memilih untuk memperingati perjuangan organisasi militer ini dengan beragam acara seperti dialog dan apresiasi seni. Menariknya, acara dari komunitas yang didirikan pada tahun 2012 ini berhasil menarik minat mahasiswa, guru dan kalangan professional lainnya.
Kegiatan yang bertempat di Angkringan Banyu Anget Nginden Semolo No 22 Surabaya ini berlangsung pada malam 14 Februari 2016, pukul 18.00-21.00 WIB dan dikemas dalam nuansa santai. Peserta menikmati pembacaan beberapa puisi dari Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Wiji Tukul sambil menyeduh kopi. Ada pula selingan lagu kebangsaan yang dimainkan dengan versi akustik oleh Frengky, mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Selain itu, ada pula dialog tentang perjuangan dengan pembicara utama Mbah Ji, veteran dan pejuang -45 yang telah berumur 90 tahun lebih.
