Labuan Bajo, Floresa.co – Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (KPSE) Keuskupan Ruteng, Flores, NTT mengembangkan perkebunan nanas organik di Nggorang dan Marombok, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar)
Untuk tahun 2015 ini, KPSE yang bekerja sama dengan pengusahan asal Kudus, Jawa Tengah menanam 20 ribu anakan nanas di atas lahan dua hektar di dua tempat tersebut.
Dalam kesempatan pembukaan lahan di Nggorang, Manggarai Barat, Selasa (7/7/2015), Romo Bene Bensi, Vikep Labuan Bajo mengatakan, kebun nanas organik di Nggorang dan Marombok akan menjadi kebun percontohan untuk pembelajaran masyarakat bagaimana bertani organik yang baik dan benar.
“Kisah Kitab Kejadian yang mengatakan bahwa dari bumi akan mengeluarkan tumbuhan-tumbuhan, perlu ada kerja keras dari pihak manusia, sebab manusia yang diserahkan tugas oleh Allah untuk taklukkan bumi,” kata Romo Bene.
Anggu Apul, Kepala Dinas Pertanian Mabar mengatakan, apa yang dilakukan oleh KPSE Keuskupan Ruteng merupakan salah satu bukti nyata kehadiran Gereja dalam membangun daerah ujung barat pulau Flores itu.
Partisipasi Gereja membangun tanah Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur), kata Apul, tidak bisa dipungkiri menjadi tonggak penting dalam dunia pertanian di daerah itu.
Di depan masyarakat yang turut menyaksikan peresmian perkebunan nanas organik tersebut, ia menginformasikan bahwa tahun 2015 ini Pemkab Mabar mulai mengembangkan pertanian organik di atas lahan 1 hektar sawah.
Dan, tahun depan akan dilakukan pengembangan sebanyak 500 hektar sawah di Mabar.
Sementara itu, John Ginting, perwakilan pengusaha asal Kudus, Jawa Tengah mengatakan, kehadiran mereka di Keuskupan Ruteng bukan untuk membuka usaha.
“Kerja sama ini akan menuju pemberdayaan orang lokal untuk berusaha. Kami akan coba menghadirkan teknologi pertanian nanas yang bisa dipanen tiap bulan dan nanas itu hasil dari pertanian organik dengan fokus pada pupuk cacing dari kotoran cacing,” jelas John
Untuk sementara, kata dia, pihaknya mendatangkan pupuk cacing dari Kudus untuk mengembangkan pertanian organik di Keuskupan Ruteng.
Namun ke depan, Keuskupan Ruteng hendaknya menghasilkan sendiri melalui peternakan cacing, dengan pendampingan Romo Beny Jaya, Ketua KPSE.
Senada dengan John, Romo Beny menjelaskan, pilihan pada pengembangan nanas karena kebutuhan akan anas, baik di kota Labuan Bajo sendiri, maupun di Pulau Flores masih sangat tinggi.
“Dan nanas kebanyakan selama ini dipasok dari luar Flores. Di Kupang, ketika kami survei di beberapa hotel ternyata nanas ini datang dari luar. Mimpi ke depan adalah agar nanas ini menjadi produk unggulan yang tidak saja untuk pemenuhan kebutuhan lokal tapi bisa diekspor,” katanya.
“Karena itu pembukaan perkebunan nanas ini menjadi awal agar selanjutnya nanti pengembangannya melibatkan masyarakat setempat dan juga akan dilatih bagaimana agar nanas ini selalu ada stok tiap bulan,” lanjut Romo Beny.
Kata dia, di wilayah ini nanti dalam rencananya tidak hanya pengembangan nanas. Tetapi KPSE Keuskupan Ruteng akan mengembangkan zukini di Roe, Manggarai Barat.
Zukini adalah sayuran khas Eropa, khususnya Italia.
“Sebagai kota pariwisata kita coba juga selain mengembangkan sayur lokal juga sayur khas Eropa ini. Kita kembangkan berdasarkan kebutuhan pasar,” katanya.
Beny menambahkan, selain nanas dan zukini, ke depan juga pihaknya akan mengeembangkan pepaya di Roe dan di Mano, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur. Semua ini dalam kerja sama dengan pengusaha asal Kudus. (Ardy Abba/ARL/Floresa)