Floresa merupakan media independen berbasis di Flores, NTT. Baca selengkapnya tentang kami dengan klik di sini!

Dukung kerja-kerja jurnalistik kami untuk terus melayani kepentingan publik
PILIHAN EDITORTini Tadeus: Tidak Enak Jadi Bupati, di Dunia Maya Dicaci Maki

Tini Tadeus: Tidak Enak Jadi Bupati, di Dunia Maya Dicaci Maki

Labuan Bajo, Floresa.co – Tini Tadeus menyampaikan pengalamannya menjadi penjabat bupati Manggarai Barat (mabar), Flores.

Menurutnya, menjadi bupati itu tidak enak, selalu di-bully di media sosial seperti Facebook.

Curahan hati ini ia sampaikan dalam acara sosialisasi pengembangan pengawasan pemilu partisipatif di Labuan Bajo, Senin (23/11/15).

Pada acara yang diselenggarakan Badan Pengawas Pemilu Provinsi NTT ini, Tini didaulat memberikan kata sambutan.

“Menjadi penjabat bupati ini banyak persoalan, sampai di dunia maya, nama saya dicaci maki. Memang tidak enak jadi bupati,” ujarnya.

Tak hanya di dunia maya, Tini mengatakan, pada rapat di DPRD pun, sering terjadi pertengkaran.

“Selama saya ada di Manggarai Barat, di sidang dewan, kerjanya hanyalah ribut. Omong yang benar dan enak-enak sajalah, harapannya sidang di DPR aman-aman saja to. Apalagi daerah ini banyak persoalan, kita urus ini Mabar dengan baik,” lanjutnya.

BACA Juga: Di Pesta Nikah, Pjs Bupati Mabar Promosikan Kandidat Tertentu

Sejak menjadi penjabat bupati Mabar pada September lalu, Tini memang beberapa kali membuat kontroversi. Tidak hanya terkait Pilkada yang akan digelar 9 Desember nanti, tetapi juga terkait polemik privatisasi Pantai Pede.

Terkait Pilkada ia pernah membuat pernyataan yang menjurus pada ajakan untuk mendukung pasangan calon tertentu pada sebuah acara pernikahan.

Dalam polemik privatisasi Pantai Pede, Tini memfasilitasi pertemuan antara sejumlah aktivis dengan investor dan juga dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

BACA Juga: Soal Pantai Pede, Tini Tadeus Anggap Aktivis Tak Rasional

Gerah dengan berbagai persoalan ini, Tini berharap agar Pilkada  nanti berlangsung mulus, aman dan damai.

“Saya mengharapkan pemilihan kepala daerah kali ini jangan ada masalah, supaya saya juga cepat pulang ke Kupang,”ujarnya.

Ia juga berharap agar para pengawas Pilkada mulai dari tingkat kabupaten hingga desa tetap netral.

“Saya mengharapkan Panwas kerja sesuai aturan,” tandasnya.

Acara sosialisasi ini dihadiri Bawaslu NTT dan Panwas dari 10 kecamatan di Mabar.

Selain itu, ikut hadir tim pemenangan dari lima pasangan calon bupati dan wakil bupati serta tokoh masyarakat dan LSM. (Sirilus Ladur/PTD/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

TERKINI

BANYAK DIBACA