Jalan Desa Rusak di Manggarai Barat, Lebih dari 100 Siswa Harus Terabas Kebun Demi Bisa Bersekolah

Ketika hujan turun, perjalanan molor hingga sejam. Murid harus berangkat lebih pagi

Baca Juga

Floresa.co – Suatu jalan tanah dengan jembatan di atasnya amblas dihanyut banjir di Manggarai Barat pada Februari. 

Sebulan kemudian jalan itu belum diperbaiki, memperpanjang waktu perjalanan murid dan guru di sekitar.

Jalan selebar empat meter itu berada di jalur utama Wol-Semang, ruas jalan sepanjang 30 kilometer yang menghubungkan 16 desa di Kecamatan Welak.

Ruasnya berstatus jalan desa yang dibangun pada 2018.

Oktaviani Harnila, seorang siswi kelas Xll Jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia atau SMK 1 Welak mesti berjalan menurun melewati jalur itu ketika musim hujan tiba.

Harni, sapaannya, tinggal di Kampung Datak, Desa Golo Ronggot, Kecamatan Welak. 

Untuk mencapai sekolahnya di Kampung Benteng, Desa Semang dalam kecamatan yang sama dengan rumahnya, Harni harus berjalan menurun sejauh satu kilometer.

Pada musim kemarau, perjalanan tersebut tak terlalu memberatkan langkahnya. 

Berbeda ketika musim penghujan datang. 

“Kalau sedang sering turun hujan, susah sekali [melintasi jalur yang rusak itu]. Jalannya berlumpur dan licin,” kata Harni, sapaannya. 

Lumrahnya Harni memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai SMK 1 Welak. 

Ketika hujan turun, perjalanannya molor hingga sejam, memaksa Harni berangkat lebih pagi ketimbang hari-hari pada musim kemarau.

Tak hanya Harni, sebanyak lebih dari 140 murid SMK itu juga menghadapi kendala serupa.

Berangkat dari Desa Golo Ronggot, Watu Umpu dan Semang, setiap pagi mereka berusaha mencari-cari jalan di sekitar jalur rusak, berharap tiba di sekolah sebelum bel tanda masuk kelas berbunyi.

Buka Jalur Baru

Jalur yang rusak itu berada di antara kebun warga yang berbukit-bukit. 

Ketika rusak, warga harus menerabas kebun dengan jalur yang sebentar-sebentar terjal. 

Sejak Februari, Marianus “Ari Bero” Haryanto, seorang guru asal Desa Ranggu, Kecamatan Kuwus Barat sehari-hari melewati jalur alternatif itu menuju SMK 1 Welak. 

“Kami harus bersiasat ketika melewati jalur alternatif,” katanya sembari menambahkan, “dan berhati-hati supaya tak tergelincir.”

Ari sempat mengunggah foto yang menampilkan kondisi jalan dan jembatan tersebut melalui grup Facebook “Jurnal Mabar.” 

Bersama unggahan foto itu, ia menulis harapan agar “pemerintah segera memberikan solusi sehingga murid dan guru mudah melalui jalurnya.”

Kepada Floresa pada 9 Maret, Ari mengatakan jalan tersebut dibuka pada 2018. Hingga hari ini bentuknya masih berupa jalan tanah. 

Tak ada got di sisi kanan dan kirinya, membuat air sulit mengalir dan, sebaliknya, menggenangi jalan.

Tiga bulan sebelumnya jembatan tersebut diperbaiki secara gotong royong oleh warga setempat, sebelum dihanyut banjir pada 22 Februari. 

“Pembangunan fisik merupakan penopang pendidikan,” katanya. 

Bila jalan seburuk itu, “mutu pendidikan tak akan bisa maksimal.”

Ada Anggarannya

Darius Angkur, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dapil 3 Manggarai Barat–meliputi Lembor, Lembor Selatan dan Welak–mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Manggarai Barat sudah memeriksa jalan yang rusak akibat hujan deras pada 22 Februari di beberapa wilayah, termasuk Welak. 

Ia juga menyatakan pemerintah daerah memiliki dana Belanja Tidak Terduga tahunan, meski tak memerinci jumlahnya.

Salah satu peruntukan anggaran itu, katanya kepada Floresa pada 9 Maret, “guna menangani kondisi darurat seperti halnya perbaikan jalan tersebut.”

“Tahun ini ada anggaran rehabilitasi infrastruktur fisik. Bisa untuk bangun jembatan darurat,” katanya.

Melalui pesan WhatsApp kepada Floresa pada 8 Maret, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Yosep Suhandi mengaku “akan lebih dulu mengusulkan perbaikan jembatan tersebut karena menyangkut mekanisme penganggaran daerah.”

Yosep tak lagi merespons pesan Floresa ketika ditanya kembali soal kepada siapa ia bakal mengusulkan perbaikan itu.

Editor: Anastasia Ika

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini