Sebastian Salang, “Kuda Hitam” di Pilkada Manggarai?

Sebastian Salang sedang mengikuti kegiatan tanam bambu di Golo Lusang, Ruteng, Manggarai, Minggu (10/5/2015) bersama berbagai komunitas peduli lingkungan.
Sebastian Salang sedang mengikuti kegiatan tanam bambu di Golo Lusang, Ruteng, Manggarai, Minggu (10/5/2015) bersama berbagai komunitas peduli lingkungan. (Foto: Floresa.co)

Floresa.co – Meski Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) belum menetapkan kandidat yang layak maju dalam Pilkada 9 Desember mendatang, namun di berbagai daerah persaingan antara para bakal calon sudah mulai terasa.

Di Kabupaten Manggarai, berdasarkan hasil survei Populi Center, tingkat keterpilihan (elektabilitas) para bakal calon mulai saling menyalip.

Survei yang dilakukan pada pekan kedua bulan Juni ini memperlihatkan ada tiga kandidat yang diunggulkan.

Mereka adalah Deno Kamelus, Heribertus GL Nabit dan Sebastian Salang. Direktur Eksekutif Populi Center Nico Harjanto mengatakan tingkat keterpilihan calon petahana atau incumbent Wakil Bupati Kamelus Deni masih lebih tinggi dari yang lainnya yaitu 44 persen.

Meski demikian, tren elektabilitas Deno, menurut Nico, mengalami stagnasi dibandingkan survei serupa pada April lalu.

Setelah Deno, elektabilitas tertiggi kedua adalah Heribertus GL Nabit yaitu 12 persen. Meski sudah dua kali maju dalam ajang Pilkada, elektabilitas Nabit tidak terpaut jauh dengan pendatang baru Sebastian Salang.

Menurut survei itu, tingkat keterpilihan Sebastian mencapai 10 persen. Ini berarti melesat lima kali lipat dibandingkan hasil survei April lalu, di mana elektabilitas Sebastian hanya mencapai 2 persen.

Karena itu, menurut Nico, Sebatian merupakan satu-satunya figur yang mampu bersaing ketat dengan calon petahana, Deno Kamelus.

Meski sebelumnya belum pernah tampil di kancah Pilkada Manggarai dan dengan segala keterbatasannya, namun tingkat keterpilihan Pemerhati Politik Nasional ini ternyata melesat pesat hanya dalam jangka waktu 40 hari.

Tingkat pengenalan warga terhadap figur Salang juga meningkat tiga kali lipat, yakni dari 16 persen menjadi 50 persen.

Nico menambahkan, potensi Salang menjadi figur “kuda hitam” terlihat dari fakta bahwa meski belum banyak yang memiliki pengetahuan tentang dirinya, namun tingkat keterpilihannya melesat naik dalam waktu singkat.

“Semakin ia rajin turun ke lapangan dan bersentuhan dengan rakyat, dan semakin rakyat mengenal siapa Sebastian Salang, maka hampir pasti gelombang dukungan terhadapnya akan semakin meningkat”, ujar Nico kepada Floresa.co, Minggu (28/6/2015). (Petrus D/PTD/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA