Ruteng, Floresa.co – Pasangan Maksi Ngkeros dan Stefanus Pelor (Master), salah satu paket yang maju bertarung dalam hajatan politik perebutan kursi bupati dan wakil bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur periode 2015-2020 berjanji akan mengubah struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten tersebut.
Maksi Ngkeros calon bupati mengatakan, salah satu langkah yang akan diambil adalah dengan mengurangi belanja langsung yang konon menurutnya sangat tinggi selama periode kepemimpinan bupati sekarang.
Menurut Maksi, pemerintah sangat keliru dengan membanggakan kebijakan anggaran, jika belanja langsung pengelolahan keuangan dearah Manggarai yang mencapai angka 700 milar, lebih tinggi dari belanja tidak langsung.
Padahal kebijakan anggaran ini, kata dia, bagian dari perampasan anggaran yang seyogyianya diporsikan untuk rakyat Manggarai.
Belanja langsung seperti honorarium, SPPD, belanja modal, belanja barang, dan lain-lain yang sangat tinggi, ungkap dia, bukan diperuntukan untuk kepentingan langsung masyarakat luas.
“Tetapi hal ini untuk kepentingan orang-orang tertentu di lingkup pemerintahan”, tegasnya kepada Floresa, Kamis (31/7/2014).
Ia menambahkan, “Belanja modal yang tinggi seperti belanja publik dan belanja aparatur itu tidak secara langsung dinikmati oleh Masyarakat Manggarai. Sehingga pendapatan perkapitan kita masih posisi di urutan 17 untuk NTT. Selain itu tingkat kemiskinan di urutan 4 terbanyak se-NTT.”
Menurut Maksi, paket Master berkomitmen agar pola kebijakan keuangan seperti ini diubah dan memprioritaskan anggaran yang berdampak langsung terhadap masyarakat melalui pendanaan program-program pemberdayaan.
“Cukup sudah masyarakat menjadi penonton dalam pembangunan daerah. Falsafah kami yaitu jadikan masyarakat menjadi pemain utama dalam pembangunan daerah,” tuturnya.
Dalam menunjang gebrakakan perubahan struktur APBD, pihaknya akan merekrut 500 sarjana yang bertugas mendamping masyarakat di semua desa di Manggarai dalam program pemberdayaan masyarakat.
“Nanti setiap desa akan menempat 3 orang sarjana dalam tugas pendampingan,”ungkap Maksi.
Lebih lanjut, jelasnya, model pembangunan di Manggarai masih sangat klasik dengan menggunakan pola pertumbuhan yang merata.
Sementara, kata dia, hasil penelitian terbaru, yang efektif adalah pola pembangunan sosial dengan menitikberatkan pada pembangunan manusia.