ReportasePeristiwaKecaman Meluas, Media Ini Hapus Berita Soal Wisata Halal

Kecaman Meluas, Media Ini Hapus Berita Soal Wisata Halal

Labuan Bajo, Floresa.co Situs berita yang pertama kali mempublikasi wacana terkait wisata halal di Labuan Bajo telah menghapus berita terkait hal itu, langkah yang diambil setelah protes publik menguat.

GenPi.co, yang bekerja sama sama dengan Kementerian Pariwisata mempublikasi dua berita terkait wacana halal itu yang kemudian ramai dibagikan di media sosial.

Pada Kamis malam, 2 Mei 2019, dua berita itu sudah hilang dari media tersebut.

Media itu adalah satu-satunya yang mempublikasi acara sosialisasi wisata halal yang digelar di Labuan Bajo pada 30 April.

Wacana wisata halal ini telah memantik reaksi luas hingga ada yang seecara terang-terangan menolaknya.

Fernandes Nato, seorang warga Mabar dan pegiat pariwisata menyebut, wisata di Labuan Bajo sudah ‘halal’ sejak dahulu kala dan seterusnya akan tetap seperti itu. 

Baca Juga: Wacana Wisata Halal di Labuan Bajo Picu Perdebatan

“Kalau tiba-tiba harus dihiasi stempel halal lagi, maka itu akan menjadi stempel mubajir,” katanya.

“Perlu jadi catatan saja agar tidak perlu mencampur aduk kepentingan ideologi religius tertentu untuk mengembangkan wisata di Flores. Wisata Flores harus dikembangkan untuk semua manusia dan tidak perlu dikerdilkan dalam terminologi halal dan tidak halal. Aneh-aneh saja,” lanjutnya.

Sementara itu, Ica Marta Muslin, pemerhati pariwisata menyebut, Flores lebih berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam dan tidak perlu label agama apapun.

Ica juga menjelaskan bahwa aspek-aspek wisata halal sebenarnya sudah diterapkan di sejumlah industri pariwisata di Pulau Flores, di mana hampir semua akomodasi bintang empat ke atas sudah menerapkan poin-poin wisata halal itu. 

Baca Juga: Hery Nabit: Wisata Halal di Labuan Bajo Masih Sebatas Wacana

Hanya saja, jelasnya, permintaan untuk wisata halal tidak terlalu besar, karena memang segmen pasar Labuan Bajo dari wilayah Eropa.

“Kalau masalah menu halal di restoran, arah kiblat di kamar, toilet halal, rata-rata sudah punya. Hanya karena memang segmen pasar kami itu Eropa, jadi selama ini demand terhadap wisata halal tidak terlalu besar,” jelas Ica seperti dikutip situs GenPI.co.

ARJ/Floresa

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA