Labuan Bajo, Floresa.co – Ibu dari salah satu pemuda yang mengalami luka setelah mengaku dipukul anggota Polres Mabar menyebut tindakan itu ‘terlalu berlebihan’ dan menganggap polisi telah mengangkangi peran mereka untuk mengayomi masyarakat.
“Ini terlalu berlebihan, seharusnya polisi tidak bertindak anarkis begini,” kata Hermina Goretti, ibu dari Edo Mense, salah satu pemuda yang dipukul.
Lewat sebuah video yang kemudian viral, Edo mengaku dirinya dan teman-temannya dipukul polisi pada Sabtu malam, 11 April, yang membuat mereka mengalami luka parah.
Ia sendiri mengalami luka di pelipis, sementara beberapa rekannya mengalami memar di bagian wajah dan kepala.
Mereka dipukul karena dituding tidak mengindakan larangan untuk berkumpul, demi mencegah Covid-19.
BACA: Lewat Video, Pemuda di Labuan Bajo Kisahkan Pemukulan oleh Polisi
Hermina mengatakan, pada Sabtu malam itu, putranya berusaha menemai rekan-rekannya yang baru datang dari Bali.
Di Labuan Bajo, kata dia, para pemuda itu tidak diterima oleh pihak keluarga mereka, berhubung mereka datang dari daerah terpapar Covid-19.
Ia pun meminta agar Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk menyediakan tempat karantina bagi para warga yang datang dari daerah terpapar Covid-19, agar mereka tidak terlantar.
“Kami meminta Pemda Mabar dalam menangani virus corona harus sediakan tempat karantina bagi para perantau,” katanya kepada floresa.co Minggu, 12 April 2019.
Menurutnya, ketiadaan tempat karantina membuat warga yang baru pulang mengalami kebingungan.
“Jangan hanya tahu omong kiri kanan soal virus corona, tapi tidak ada tempat karantina,” tambahnya.
Selain itu, kepada pihak kepolisian ia berharap agar tidak ada lagi kasus anarkis seperti yang dialami anaknya.
”Saya mohon kepada pihak kepolisian agar menghentikan tindakan anarkis ini. Polisi seharusnya mengayomi masyarakat,” tambahnya.
GABRIN/FLORESA