Pelajar di Labuan Bajo Tawuran, Kejar-kejaran di Jalan Sambil Pukul Lawan dengan Kayu

Ini bukan kasus tawuran pelajar pertama di ibu kota Manggarai Barat itu

Floresa.co – Para pelajar di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat terlibat tawuran, di mana mereka kejar-kejaran di jalan sembari memukul lawan, sebagaimana yang terekam dalam video yang beredar luas di aplikasi percakapan digital.

Video berdurasi 1 menit 29 detik itu yang beredar di WhatsApp pada 20 April menampilkan aksi dua kelompok pelajar yang mengenakan seragam putih abu-abu.

Saat kejadian terjadi hujan lebat. Di antara mereka, ada yang mengendarai motor dan mengenakan helm, ada juga yang tidak mengenakan baju.

Beberapa di antaranya berlari sambil membawa kayu untuk memukul lawan. 

Para pelajar itu tampak tetap meninju, menendang dan memukul dengan kayu kendati seorang lawan mereka telah tersungkur di semak-semak. 

Floresa meminta informasi dari Kapolres Manggarai Barat, AKBP Ari Satmoko dan Kepala Seksi Humas, Iptu Eka Darma Yuda melalui WhatsApp. Keduanya tak merespons, kendati pesan itu bercentang dua, tanda telah sampai ke mereka.

Sumber Floresa menyebutkan tawuran itu melibatkan pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan Stella Maris dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 – keduanya berbasis di Labuan Bajo.

Dalam sebuah video lainnya berdurasi sembilan detik, tampak para pelajar itu mendapatkan sanksi dari personil Brigade Mobil [Brimob].

Sumber itu melaporkan para pelajar itu sudah diamankan di Markas Komando Brimob Labuan Bajo dan “sepertinya mereka masih di sana.” 

“Lokasi kejadian dekat dengan Kompi Brimob. Jadi, langsung latihan fisik,” kata sumber itu, merujuk pada sanksi Brimob terhadap para pelajar.

Sumber Floresa lainnya berkata, sekitar pukul 13.00 Wita, ia melihat para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Labuan Bajo berkerumun dan mengganggu pengendara di Watu Langkas, Desa Nggorang, Kecamatan Komodo.

“Mereka bilang mau pawai karena baru selesai ujian,” katanya, “mereka menutup badan jalan yang membuat warga dan pengendara resah.”

Setelah menonton video aksi tawuran itu, sumber itu berkata “saya menduga, tadi siang mereka sedang menyusun rencana untuk tawuran.” 

Belum diketahui jumlah korban luka dalam kejadian ini.

Ini bukan kasus tawuran pertama di Manggarai Barat, termasuk yang melibatkan pelajar.

Laporan Insideflores.id pada 3 Oktober 2022 menyebutkan Polres Manggarai Barat menangkap delapan orang terduga pelaku tawuran di kawasan Waterfront City Marina Labuan Bajo. Kejadian itu menyebabkan Martinus Jeminta, warga asal Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur tewas setelah sempat dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Komodo.

Pada 24 Januari 2022, Poskupang.com mengunggah sebuah video di Facebook yang menampilkan para pelajar terlibat tawuran di tengah jalan sehingga menimbulkan kemacetan. Menurut keterangan di video itu, tawuran itu melibatkan SPM atau SMK Stella Maris dengan pelajar dari salah satu SMA di Manggarai Barat.

Laporan Swarantt.net pada 21 November 2019 juga menyebutkan para pelajar dari kedua sekolah itu terlibat tawuran di kompleks Cewong Dereng, Desa Batu Cermin saat pulang sekolah. Kedua kelompok itu saling melempar batu,  mengakibatkan salah satu kantin di dekat lokasi kejadian rusak parah. 

Sementara menurut laporan Tribratanewsmanggaraibarat.com pada 1 April 2019, Kepolisian Sektor Lembor, Kecamatan Lembor sempat mengamankan 25 pelaku tawuran di mana 15 orang di antaranya merupakan pelajar SMP dan SMA. Tawuran itu terjadi di pertigaan kampung Lendo Siru pada 31 Maret 2019 dan pelaku dalam kondisi mabuk.

Editor: Herry Kabut

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA