‘Terawat dan Bagus,’ Kata KSOP Soal Kapal Wisata yang Terbakar di Labuan Bajo

Angkut 16 wisatawan, kapal wisata Sea Safari VII terbakar di perairan antara Pulau Penga dan Pulau Mawan, Labuan Bajo

Baca Juga

Floresa.co – Insiden kebakaran kapal wisata di destinasi wisata bahari Labuan Bajo, Manggarai Barat kembali terjadi. 

Pada 2 Mei, kapal wisata Sea Safari VII mengalami kebakaran di perairan antara Pulau Penga dan Pulau Mawan wilayah Taman Nasional Komodo.

Kantor Kesyahbandaran Pelabuhan [KSOP] Kelas III Labuan Bajo berkata, insiden itu terjadi sekitar pukul 8.30 Wita, saat kapal itu berlayar dari Pulau Penga menuju Pulau Mawan.

Kapal itu, kata Kepala Sie Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli KSOP Labuan Bajo, Maxianus Mooy,  membawa 16 wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.

Kebakaran bermula dari ruang mesin kapal, katanya.

Namun, jelas Maxianus, pihak KSOP belum mengetahui penyebabnya karena kru yang bertugas di bagian mesin sedang dirawat akibat luka bakar.

“Nanti setelah selesai [perawatan], tim baru ambil keterangan,” katanya kepada Floresa.

Nakhoda, kata Maxianus, juga tidak mengetahui penyebab kebakaran.

Ia menyatakan mengapresiasi nahkoda yang sigap melakukan evakuasi dan penyelamatan terhadap para penumpang.

“Tindakan yang dia [nakhoda] lakukan sudah sesuai dengan protap,” katanya.

Disinggung soal dugaan mesin kapal yang sudah tua, Maxianus menampiknya.

“Kapal Safari itu kapal yang terawat dan bagus, bukan karena sudah tua,” katanya.

Ia juga memastikan kapal itu sudah mengantongi Surat Persetujuan Berlayar atau clearance out.

“Dokumennya lengkap,” katanya.

Proses Evakuasi Korban

Kepala Basarnas Maumere sekaligus SAR Mission Coordinator, Supriyanto Ridwan berkata merespons peristiwa itu, Tim SAR Gabungan mengerahkan tiga buah kapal, masing-masing Kapal RIB Pos SAR Manggarai Barat, Kapal Sea Rider Ditpolair Polda NTT dan Kapal Sea Rider KSOP Labuan Bajo. 

Kapal Sea Rider Dit Polair NTT, kata dia, menjadi kapal terdahulu yang dikerahkan menuju lokasi guna mempercepat evakuasi korban, kemudian disusul kedua kapal lainnya.

Sampai di lokasi, katanya, ternyata Tim SAR yang dimiliki kapal lain telah memindahkan korban ke kapal lain yaitu Kapal Wisata Birotris, Kapal Wisata Explorer 8 dan dua sekoci Kapal Sea Safari VII.

“Kami sangat berterima kasih dan bersyukur atas respons Tim SAR yang dimiliki kapal lain di sekitar lokasi kejadian yang telah lebih dulu memindahkan korban ke tempat yang aman,” ungkapnya.

Ridwan berkata sekitar pukul 09.30 Wita, Tim SAR Gabungan Ditpolair Polda NTT berhasil menyelamatkan empat korban yang mengalami luka-luka dan sesak nafas dan membawa mereka menuju RS Siloam.

Keempat korban itu terdiri dari tiga orang ABK Kapal masing-masing Rizazal, yang mengalami luka bakar pada alat gerak kaki, Bambang, mengalami luka ringan dan sesak nafas, dan Dedi, yang mengalami sesak nafas.

Korban lainnya, Karolina Yasinta Jemilang, seorang tamu asal Indonesia mengalami  sesak nafas.

Ridwan mengatakan Tim Pos SAR Manggarai Barat dan Sea Rider KSOP Labuan Bajo membawa 11 korban, yang terdiri dari tiga orang ABK Kapal dan delapan orang penumpang menuju Labuan Bajo. 

“Semantara penumpang atau tamu lainnya yang berjumlah 18 orang dievakuasi menuju Resort Warloka guna beristirahat dan melanjutkan perjalanan wisata,” katanya.

Kecelakaan Berulang

Dalam catatan Floresa, kecelakaan kapal wisata Sea Safari VII ini merupakan peristiwa kecelakaan kapal wisata ketiga pada tahun ini.

Ini juga tercatat sebagai insiden kebakaran kapal kedua tahun ini.

Pada 3 Februari, kapala wisata Carpediem mengalami kebakaran di perairan antara Pulau Siba dan Pulau Mawan, diduga terjadi karena hubungan arus pendek listrik pada kabin bawah sebelah kanan di bagian belakang kapal. 

Kapal Carpediem yang mengangkut dua turis asal Kanada dan empat kru kapal itu tidak mengantongi clearance out. 

Berlayar tanpa dokumen itu merupakan pelanggaran atas  Undang-Undang No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran. 

Sebelumnya pada 4 Januari, kapal KM Alfatharan menabrak karang di perairan Nanga Bide, Tanjung Batu Putih. 

Kapal  dengan bobot  63 Gross Tonnage (GT) itu mengangkut enam penumpang – 5 wisatawan asing asal Belanda dan satu pemandu wisata.

Editor: Petrus Dabu

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini