Komunitas di Bandung Pecat dengan Tidak Hormat Pendiri yang Lakukan Kekerasan Seksual

Media independen juga mengambil langkah menghapus artikel yang ditulis pelaku sebagai bentuk dukungan terhadap penanganan kasus ini

Baca Juga

Floresa.co –  Sebuah komunitas belajar di Bandung, Jawa Barat memilih memberhentikan dengan tidak hormat pendiri sekaligus direkturnya yang dilaporkan melakukan kekerasan seksual dan telah mengakuinya.

Kelas Isolasi, sebuah komunitas kelas filsafat daring menyatakan dalam sebuah pernyataan pada 10 Mei telah memberhentikan pendiri mereka Syarif Maulana yang lewat sebuah unggahan di media sosial X telah mengakui melakukan beragam bentuk kekerasan seksual.

“Kelas Isolasi memutuskan bersama-sama mencabut status direktur dari Syarif Maulana dengan tidak hormat. Seluruh tulisan dalam website dan konten Kelas Isolasi yang melibatkan pelaku akan dicabut,” tulis komunitas itu.

Kelas Isolasi memutuskan menulis Syarif sebagai pelaku merujuk pada pengakuannya sendiri.

Per 10 Mei, Kelas Isolasi juga memutuskan menonaktifkan semua program dan menghormati proses investigasi dan penanganan kasus ini.

Laporan kekerasan seksual oleh Syarif Maulana muncul pada 9 Mei, lewat berbagai pesan di aplikasi X.

Menyusul munculnya laporan itu, Kelas Isolasi “mengambil tindakan cepat dengan mengunggah cuitan di X mengenai pengambilan alih akun dari pelaku dan hanya ditangani satu admin.”

“Melalui unggahan tersebut pula kami membuka kanal pengaduan untuk korban lewat mitra advokat Kelas Isolasi, LBH Berani Hadapi.”

Kanal itu, kata mereka, “membuka jalan bagi banyak laporan masuk.”

“Para korban yang telah melapor akan menjalani proses penanganan sesuai bantuan yang dibutuhkan, mulai dari akses psikolog hingga akses penanganan hukum. Kelas Isolasi berkomitmen penuh untuk membantu korban mendapat keadilan.”

Kelas Isolasi juga menyatakan “tidak ada relasi kuasa yang timpang yang dilakukan oleh pelaku di internal Kelas Isolasi dalam penanganan kasus ini.”

Komunitas tersebut pun membuka kanal untuk korban lain yang mau melapor, dengan menghubungi nomor WA +62821-3558-5158.

Apa Kata Syarif Maulana?

Dalam sebuah pernyataan di akun X, Syarif Maulana mengakui telah melakukan kekerasan seksual, “dengan mengirimkan pesan lewat Whatsapp, DM X, atau Instagram pada sejumlah orang.”

Ia mengaku mengirim “pesan genit dan flirting seperti permintaan foto diri, ajakan untuk bertemu, ajakan untuk berelasi, dan dalam kasus tertentu berujung pada pengiriman pesan mesum, tidak sopan dan tidak senonoh hingga ajakan untuk berhubungan seksual yang menyebabkan perasaan tidak nyaman dan bahkan trauma pada korban.”

“Saya mengaku bersalah,” tulisnya, “saya juga memohon maaf pada para pihak yang telah dirugikan akibat perbuatan saya ini.”

Syarif berkata “bersedia menerima segala konsekuensi, bekerja sama penuh dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh tim investigasi, serta bertanggung jawab menanggung seluruh biaya dan menjalankan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka pemulihan psikis para korban.”

Kelas Isolasi berkata dalam pernyataan pada 10 Mei “tidak terlibat dalam pembuatan surat permintaan maaf” itu.

“Di luar permintaan maaf tersebut, kami tetap akan melakukan proses penanganan kasus hingga ada sanksi tegas.”

“Kami menyepakati bahwa surat permintaan maaf tidak berarti menyelesaikan masalah yang muncul, karena ada pengutamaan penanganan dan pendampingan para korban, serta sanksi tegas kepada pelaku.”

Komunitas itu berjanji hasil investigasi, penanganan laporan para korban, hingga rekomendasi sanksi akan diumumkan secepatnya.

“Kelas Isolasi berprinsip bahwa kepentingan suatu kolektif dan atau pribadi mana pun, kecuali kepentingan korban, tidak menjadi dasar dan acuan pertimbangan Kelas Isolasi bersikap dan bertindak.”

“Kami berpegang teguh pada prinsip kepentingan korban dalam pengambilan keputusan terkait kasus ini,” kata mereka.

“Kami percaya bahwa lembaga dan komunitas yang baik adalah yang tidak melindungi pelaku kekerasan seksual.”

Langkah Media Independen

Merespons kasus ini, Bandung Bergerak, sebuah media independen berbasis di Bandung, menyatakan “menghapus semua artikel yang terbit atas nama Syarif Maulana serta identitas lain yang terkait dengannya.”

Dalam sebuah unggahan di X, Pemimpin Redaksi Bandung Bergerak, Tri Joko Her Riadi berkata “memilih berpihak kepada para korban dengan mendukung sepenuhnya proses penuntasan kasus ini.”

“Terhadap kawan-kawan Kelas Isolasi, yang kami yakini memiliki kemauan baik untuk secara serius berbenah secara internal, kami memberikan dukungan,” tulisnya.

“Komunitas ini berhak untuk melanjutkan kerja-kerja baiknya selama ini, lepas dari rekam jejak buruk salah satu oknum pendirinya,” tambahnya.

Sementara itu, lewat sebuah unggahan di X, Project Multatuli, media independen lainnya berbasis di Jakarta juga menyatakan sebagai bagian dari komitmen mengadakan ruang yang aman dan nyaman, “mendukung proses yang dilakukan” Kelas Isolasi.

Project Multatuli pernah mengundang Syarif Maulana sebagai salah satu pembicara dalam acara Pesta Pinggiran di Jakarta tahun lalu.

Media itu pun meminta jika ada yang menjadi korban saat penyelenggaraan acara itu menghubungi mereka lewat kontak pada Panduan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual.

Editor: Ryan Dagur

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini