Indonesia Masih Kekurangan Bendungan dan Irigasi untuk Hadapi Perubahan Iklim 

Puluhan bendungan yang dibangun satu dekade terakhir masih kalah jauh dibandingkan negara lain

Floresa.co – Meski dalam 10 tahun terakhir pemerintah membangun puluhan bendungan dan jaringan irigasi, namun belum memadai untuk memperkuat ketahanan pangan di tengah perubahan iklim, kata pejabat pemerintah.

Endra S. Atmawidjaja, Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, sekaligus Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] berkata, untuk mengatasi ketahanan pangan dan ketahanan air,  sejak 2014, pemerintah membangun 61 bendungan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dari jumlah itu, 45 bendungan sudah selesai dibangun. Dua diantaranya adalah Bendungan Margatiga di Lampung dan Bendungan Leuwikeris di Tasikmalaya yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir Agustus.

Dengan penambahan 61 bendungan ini, kata Endra dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 [FMB9] pada 2 September dengan tema ‘Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur,’ Indonesia kini memiliki sekitar 300 bendungan besar. 

Jumlah itu, katanya masih kalah jauh dengan negara lain. Salah satunya adalah China yang memiliki 90.000 bendungan besar. 

Bendungan, jelas Endra, berfungsi sebagai penampung untuk memastikan ketersediaan air tersedia sepanjang tahun, termasuk pada musim kemarau. 

Dengan begitu, katanya, petani bisa menanam sepanjang tahun.

Selain bendungan, dalam satu dekade terakhir, pemerintah juga membangun 1,1 juta hektar jaringan irigasi baru dan 4,4 juta hektare jaringan irigasi eksisting yang direhabilitasi.

Namun, kata Endra, jumlah jaringan irigasi ini belum memadai karena dari sekitar 7,3 juta hektar sawah, sebagian besar masih sawah tadah hujan. 

Sebelum adanya tambahan bendungan baru, sawah yang teririgasi baru mencapai 10%.  Dengan tambahan 61 bendungan, sawah yang terigasi meningkat menjadi 19%.

“Berarti 80% sawah kita itu masih sawah tadah hujan,” ujarnya.

Karena itu, katanya, Indonesia “masih perlu banyak sekali membangun jaringan irigasi” agar petani bisa menanam sepanjang tahun, tanpa tergantung lagi pada hujan.

Endra berkata, pembangunan infrastruktur, termasuk untuk ketahanan pangan dan air, adalah fondasi sangat penting untuk untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045. 

“Pembangunan infrastruktur yang kita lakukan ini sebetulnya bukan untuk gagah-gagahan, melainkan untuk mengejar ketertinggalan,” kayanya.

Editor: Petrus Dabu

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

TERKINI

BANYAK DIBACA

BACA JUGA