Buku Tentang Migran Asal Manggarai Diluncurkan

Situasi saat peluncuran buku dan seminar yang diprakarsai Gawas Ruteng, di aula Efata, Selasa (17/6/14). (Foto: Ardy Abba/Floresa)
Situasi saat peluncuran buku dan seminar yang diprakarsai Gawas Ruteng, di aula Efata, Selasa (17/6/14). (Foto: Ardy Abba/Floresa)

Ruteng, Floresa.co – Gerakan Awam Skalabrinian (Gawas), Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) meluncurkan sebuah buku tentang nasib para migran di kabupaten itu pada Selasa (17/6/2014) di aula Efata, Ruteng.

Peluncuran buku berjudul “Kumpulan Cerita-cerita para migran asal Manggarai” itu disertai dengan seminar fenomena migrasi dikaji dari perspektif pemerintah dan gereja.

Ketua Gawas, Vinsensius Kurniadi dalam sambutannya menyatakan, buku dan seminar tersebut  bertujuan untuk menyadarkan komunitas Kristen dan tatanan politik akan situasi dan kondisi para migran asal Manggarai, baik yang ada dalam negeri maupun di luar negri.

“Kegiatan ini untuk melayani para migran dan perantau. Selain itu, untuk menjadikan masyarakat damai dan tenteram,” tutur Vinsensius di hadapan para peserta seminar.

Kegiatan tersebut, turut mengundang Wakil Bupati Manggarai Deno Kamelus sebagai pemateri mewakili pemerintah dan Romo Marten Jenaru mewakili Gereja Katolik.

Dalam kesempatan tersebut, Deno, membeberkan kondisi dan akumulasi migran di Kabupaten Manggarai.

Sampai sekarang, katanya, sebanyak 15.486 orang yang bermigrasi dari daerah Manggarai sesuai data kependudukan Capil dan Statistik.

Namun, hanya 5 persen dari nominal ini yang mengurus izinan resmi dari pemerintah kabupaten.

“Sebenarnya kalau kita sadar bahwa Produk Regional Bruto sesuai data statistik orang Manggarai terbesar ada di sektor pertanian, kita pasti tidak akan ramai-ramai keluar daerah. Tanah kita masih luas di sini. Toh, di tanah rantauan juga mengerjakan hal yang sama seperti di daerah sendiri,” tutur Deno.

Ia menjelaskan, sejak tahun 2006 Produk Regional Bruto sesuai data statistik mengalami peningkatan signifikan selama mereka memimpin Manggarai.

Sebagai contoh, katanya, tahun 2006 PAD Manggarai 16 miliar lebih, naik di tahun 2014 ini menjadi 52 miliar lebih.

Pantauan Floresa, seminar tersebut dihadiri para pimpinan SKPD lingkup Setda Manggarai, para dosen, para petani, dan sejumlah anak sekolah sebagai peserta.

spot_img

Artikel Terkini