Kendati Banyak Jalan Kabupaten Tidak Terurus, Pemerintah Kabupaten Manggarai Ingin Ambil Alih Jalan Provinsi di Reok Barat

Di sejumlah tempat di Kabupaten Manggarai, masih terdapat ruas jalan, baik milik provinsi maupun kabupaten, yang rusak. Warga setempat telah melakukan beragam upaya untuk mendapat perhatian pemerintah.

Floresa.co – Pasca aksi warga di Kecamatan Reok Barat yang menanam pisang di ruas jalan yang rusak parah menjadi viral, Pemerintah Kabupaten Manggarai menyatakan berniat mengambil alih jalan milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur itu agar bisa memperbaikinya.

Meski mengapresiasi langkah itu, salah seorang anggota DPRD memberi catatan kritis mengingat masih banyak jalan kabupaten yang tidak terurus.

“Sangat terbuka kemungkinan agar status jalan tersebut berubah dari jalan provinsi menjadi jalan kabupaten,” kata Wakil Bupati Manggarai, Heribertus Ngabut, Kamis, 17 November 2022.

“Saya kira, soal ini urgen untuk dibahas dengan gubernur,” tambahnya.

Heribertus merespon aksi warga di Kampung Munta, Desa Kajong, Kecamatan Reok Barat  yang pada 16 November menanam pohon pisang di jalan di kampung mereka yang berlumpur tebal dan dibiarkan rusak selama belasan tahun.

Aksi warga di ruas jalan Simpang Nggorang-Simpang Noa-Kedindi itu ramai dibicarakan setelah sejumlah video yang merekam peristiwa itu viral di media sosial.

Jalan itu adalah jalan provinsi yang melintasi wilayah Reok Barat sampai Reo, Kabupaten Manggarai. Bagian yang rusak parah sekitar 30 kilometer dari Desa Nggalak, Kajong, dan beberapa desa selanjutnya.

Wabub Ngabut mengatakan pengalihan jalan dari provinsi ke kabupaten sudah pernah dilakukan sebelumnya, yakni pada ruas jalan Ruteng-Golo Cala di Kecamatan Satar Mese, yang sebelumnya menjadi jalan provinsi dan kondisinya juga rusak.

Setelah berubah status menjadi jalan kabupaten, kata dia, jalan itu sudah diperbaiki.

“Kita punya pengalaman soal ini,” katanya.

Jika sudah mendapat restu Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, kata dia, ia akan mendiskusikan rencana penanganan sementara dengan Bupati Herybertus GL Nabit.

Silvester Nado, anggota DPRD Manggarai asal Reok Barat mengapresiasi niat tersebut.

Apalagi, jelasnya, saat kampanye Pilkada 2020, Bupati Nabit berjanji bahwa ruas jalan provinsi di Reok Barat akan diperbaiki jika dirinya terpilih.

Namun, ia juga mengingatkan agar niat menambah volume ruas jalan kabupaten mesti diikuti dengan keseriusan bupati bersama tim kerjanya untuk mendapatkan anggaran.

“Wacana mengembalikan status jalan provinsi menjadi jalan kabupaten harus disertai dengan sokongan anggaran yang memadai sehingga benar-benar menjadi angin segar bagi masyarakat di sekitar ruas jalan tersebut,” kata Sil, Sabtu, 19 November.

Silvester Nado, anggota DPRD Kabupaten Manggarai. (Foto: Dokumen pribadi)

Politisi Partai Demokrat itu menilai selama ini pemerintahan Nabit-Ngabut gagal mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pembangunan jalan karena tidak mampu mengurus dokumen pendukung.

“Tahun 2022 ini, Kabupaten Manggarai tidak mendapat DAK jalan, yang berdampak terhadap terbatasnya anggaran untuk membangun infrastruktur jalan karena hanya mengandalkan Dana Alokasi Umum atau DAU,” katanya.

Ia berharap Pemkab Manggarai harus giat mencari sumber anggaran, termasuk serius menyusun dokumen pendukung usulan DAK itu.

Sil juga menyentil sejumlah ruas jalan kabupaten yang tidak terurus. Ada yang kondisinya rusak parah, belum diaspal, bahkan ada juga yang masih berupa jalan tanah karena ketidakmampuan pemerintah kabupaten memperjuangkan alokasi anggaran dari pemerintah pusat.

Di sejumlah tempat di Kabupaten Manggarai, masih terdapat ruas jalan, baik milik provinsi maupun kabupaten, yang rusak. Warga setempat telah melakukan beragam upaya untuk mendapat perhatian pemerintah. Selain protes melalui tanam pisang seperti di Kampung Munta, banyak juga yang memilih mengunggah foto dan video di media sosial. Ada juga yang memilih memperbaikinya sendiri.

Pada 20 Oktober lalu misalnya, sejumlah sopir secara swadaya memperbaiki badan jalan yang rusak parah menjadi penghubung antara Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat, tepatnya di Puar Lewe. Aksi itu terpaksa mereka lakukan karena kendaraan sudah tidak bisa melintas.

Sebagaimana dilansir Floresku.com, mereka memperbaikinya dengan peralatan dan material seadanya, seperti pasir, semen dan batu yang dibeli dengan dana urusan Rp 100.000 per orang.

Jalan yang rusak di Desa Golo Worok, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai. (Foto: Ist)

Selain itu, jalan kabupaten yang menjadi jalan alternatif penghubung Kajong, Reok Barat menuju jalan negara di Bajak, Kecamatan Reo yang baru-baru ini dilalui jurnalis Floresa.co juga rusak parah dan belum diperbaiki.

Tidak hanya di wilayah pedalaman, jalan rusak juga masih banyak ditemukan di Ruteng. Baru-baru ini sebuah video beredar di Tiktok, di mana seorang pengendara motor kecelakaan saat melalui jalan berlubang di depan Gereja Katedral. Pengendara tersebut tidak melihat lubang itu yang digenangi air hujan.

Menanggapi pertanyaan terkait kondisi jalan yang demikian seperti apa tindakan pemerintah kabupaten, Wabup Ngabut hanya bilang, “perlahan-perlahan akan diperbaiki sesuai kemampuan keuangan daerah.”

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini