Floresa.co – Seorang wartawan asal Jerman, Jurgen Todenhofer, dalam kunjungannya ke wilayah yang dikuasai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengungkapkan besarnya ancaman ISIS.
Todenhofer yang merupakan wartawan Barat pertama yang berhasil memasuki wilayah ISIS, dan selama 10 hari di wilayah itu, menyimpulkan, kekejaman yang dilakukan ISIS selama ini belum apa-apa.
“Kesan paling kuat yang saya peroleh adalah ISIS jauh lebih kuat dari yang banyak diperkirakan dan mereka sangat pandai”, demikian Todenhofer seperti yang diberitakan Kompas.com, Selasa, (23/12/2014).
Todenhofer melanjutkan, setiap hari dia melihat ratusan orang datang untuk bergabung dengan ISIS, dan orang-orang baru itu datang dari seluruh dunia serta dari berbagai latar belakang.
“Mereka termasuk para sarjana. Bahkan, salah seorang dari mereka adalah seorang pengacara yang mengaku telah menolak sebuah tawaran pekerjaan menggiurkan dan memilih bertempur di Irak. Mereka berasal dari Swedia, Inggris, hingga AS,” ujar Todenhofer.
Lebih lanjut, jurnalis Jerman itu menjelaskan, Kekalifahan Islam yang diproklamasikan ISIS tampaknya sudah berjalan seperti layaknya sebuah negara. ISIS berhasil mengatur keamanan di wilayahnya dan memelihara orang-orang miskin. Kondisi ini secara umum diterima sebagian besar orang yang tinggal di wilayah yang dikuasai kelompok itu.
“Situasinya sangat normal. Warga menerima mereka karena sebagian besar warga adalah pemeluk Sunni yang selama ini disingkirkan pemerintah Syiah Irak,” ujar Todenhofer.
Todenhofer yang mengaku sempat berbincang dengan sejumlah pejuang ISIS mengatakan, mereka semua menunjukkan antusiasme bertempur dan membunuh musuh-musuh mereka.
“Mereka mengatakan, dibanding ISIS, rezim Khmer Merah Kamboja tak ada apa-apanya, dan Al Qaeda hanyalah sebutir kacang,” kata Todenhofer.
Todenhofer mengakhiri wawancara itu dengan kesimpulan yang bisa memicu kegelisahan negara-negara Barat.
“Saya tak melihat ada pihak yang berpeluang menghentikan mereka (ISIS). Hanya bangsa Arab yang bisa menghentikan ISIS. Negara-negara Barat tak akan bisa menghentikan ISIS,” tutup Todenhofer. (ARJ/Floresa).