Tidak lama setelah kami mempublikasi laporan berjudul: Mereka yang Suaranya Diabaikan dan Dibungkam di Tengah Gegap Gempita ASEAN Summit di Labuan Bajo, hasil kolaborasi dengan Project Multatuli, gangguan terjadi terhadap jurnalis dan website kami.
Laporan yang dipublikasi pada 5 Mei malam itu mengangkat kisah tentang pengabaian hak warga di beberapa kampung yang dilalui Jalan Labuan Bajo-Golo Mori untuk mendapat ganti rugi atas tanah dan rumah mereka yang digusur. Laporan ini juga menyinggung upaya tekanan aparat terhadap para aktivis yang menyuarakan masalah ini dan hendak menggelar aksi unjuk rasa pada 9 Mei, hari pertama penyelenggaraan ASEAN Summit.
Kronologinya sebagai berikut:
- Pada 6 Mei pukul 11.25 Wita, salah satu jurnalis kami yang terlibat mengerjakan laporan kolaborasi itu mendapat notifikasi dari aplikasi Telegram di telepon selulernya bahwa ada pihak lain yang masuk ke dalam akunnya. Dalam notifikasi itu, ia diminta untuk melakukan verifikasi dua langkah. Padahal, ia sebelumnya sudah mengaktifkan verifikasi dua langkah pada akunnya.
- Pada pukul 17.49 Wita, seorang intel TNI yang sebelumnya pernah menelepon dan mempersoalkan berita kami terkait proyek jalan itu, menelepon jurnalis yang sama, namun tidak sempat diangkat. Berita yang pernah dipersoalkan intel itu adalah ini: Presiden Jokowi Resmikan Jalan di Labuan Bajo yang Dibangun Tanpa Ganti Rugi untuk Warga.
- Pada pukul 19.50 Wita, jurnalis yang sama tiba-tiba mendapat notifikasi berikut di aplikasi WhatsApp-nya: “Nomor telepon Anda tidak lagi terdaftar dengan WhatsApp di telepon ini. Mungkin karena Anda telah mendaftarkannya di telepon yang lain.” Ketika mencoba mengikuti permintaan melakukan verifikasi, ia tidak kunjung mendapat kode 6 digit yang mesti dimasukkan, kendati sudah berkali-kali mencobanya. Setelah itu, akunnya tiba-tiba berubah jadi akun bisnis, dari sebelumnya akun personal.
- Pada 7 Mei, pukul 08.17 Wita, kami mendapat pemberitahuan bahwa ada malware di website kami. Saat dilakukan pengecekan, dinyatakan bahwa ‘site hacked’ dan diminta untuk segera melakukan langkah penanganan. Saat ini, persoalannya sudah tertangani dan website kembali normal.
Berikut beberapa catatan kami terhadap peristiwa ini:
- Kami menduga bahwa gangguan ini berkaitan dengan laporan kami yang mengangkat persoalan terkait hak warga yang diabaikan dalam proyek jalan di Labuan Bajo-Golo Mori. Sejak laporan itu diterbitkan, kami juga mendapat informasi semakin meningkatnya tekanan kepada warga yang menyuarakan persoalan ini. Empat orang, yang semuanya adalah narasumber dalam laporan kami, sudah mendapat surat panggilan polisi dengan melakukan tudingan tindak pidana penghasutan. Mereka menjalani pemeriksaan pada 8 dan 9 Mei.
- Kejadian serangan seperti ini pernah dialami sebelumnya. Pertama adalah gangguan terhadap website kami usai mempublikasi laporan kolaborasi pertama dengan Project Multatuli pada tahun lalu: Saudara Kembar Komodo yang Menolak Dipinggirkan Korporasi Bisnis Pariwisata. Kedua adalah usai kami merilis laporan Presiden Jokowi Resmikan Jalan di Labuan Bajo yang Dibangun Tanpa Ganti Rugi untuk Warga, di mana beberapa intel TNI mencari jurnalis kami dan memaksa untuk bertemu. Salah satu intel TNI itu yang kembali menghubungi jurnalis kami pada 6 Mei pukul 17.49 Wita.
- Kami berharap bahwa semua pihak menghargai kerja-kerja jurnalistik. Jika keberatan dengan produk jurnalistik yang kami publikasikan, silahkan menempuh cara-cara yang sehat dan demokratis.