Tahanan Polres Mabar Meninggal, Diduga Karena Tekanan Batin di Sel

Baca Juga

Dirinya bertanya-tanya, mengapa hanya Remon yang jadi korban dari aktivitas jual beli BBM ini,sementara yang menikmati pekerjaannya itu banyak pihak.

”Mengapa hanya engkau yang jadi korban kah Remon dari jual BBM ini, bukan kau sendiri saja yang merasakan hasil dari pekerjaanmu itu,”ujarnya.

Aparat kepolisian yang turut menjaga di rumah duka, juga menjadi sasaran kemarahan Tedi.

”Eh polisi kenapa kamu tega begini,tiap hari kamu selalu makan bersama Remon suami saya. Tuhan tolong buka kan semua ini, mengapa suami saya yang hanya jadi korban.”

Sembari menangis, Tedi berteriak-teriak di samping jasad suaminya. ”Dia tidak makan sendiri Tuhan, tolong Tuhan bukalah semuanya, kasian anak-anaknya ditinggal saat masih kecil seperti ini. Dia jual BBM bukan untuk dirinya saja,tapi semua merasakan hasilnya.”

Eman, saudara istri korban pada kesempatan itu meminta Polisi segera mengembalikan mobil mikrolet (angkutan umum) yang disita karena disewa korban untuk mengantar BBM di Kampung Ujung.

”Tadi saya minta polisi segera kembalikan mobil yang ditahan, supaya adik saya tidak dibebani dengan persolan bemo itu,”ujar Eman.

Kata Eman, Polisi berjanji akan mengembalikan mobil tersebut. ”Tadi mereka bilang akan mengurus kendaraan tersebut, sebab saya tidak mau adik saya terbebani apalagi suaminya sudah tidak ada.”

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini