Usai mengikuti pesta bersama istrinya Elisabet Eni (27), sekitar pukul 1.15 Wita dini hari 17 Oktober,Andi tiba di rumah mereka yang beralamat di Tenda-Sureng, Kecamatan Langke Rembong. Ia pulang ke rumah menyusul istrinya yang pulang duluan dari tempat pesta lantaran ngantuk.
“Bahwa sesaat setelah pulang pesta itu berada di rumah, Andi tiba-tiba mendengar suara teriakan maki-maki ayah dan ibunya di jalan raya oleh sekelompok orang tak dikenal,” tulis pihak keluarga Andi dalam kronologi tertulis yang salinannya diterima Floresa.co.
Lantaran mendengar suara caci maki tersebut, Andi langsung membuka pintu rumah hendak memastikan. Namun, saat pintu rumah dibuka sebuah pukulan kayu oleh salah seorang tak dikenal karena hari masih gelap langsung menghantam kepala Andi hingga menyebabkan luka hebat. Sementara, ia melihat dengan samar massa yang cukup banyak di halaman rumahnya sambil melempar rumah dengan menggunakan batu.
Lantaran banyaknya massa menyerang dan mengobrak-abrik rumahnya, Andi kemudian memilih lari menyelematkan diri ke arah barat yaitu ke kampung Nekang yang letaknya tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sembari lari ia tetap masih merasakan pukulan dengan menggunakan benda tumpul di bagian belakang oleh massa yang menyerang tiba-tiba tersebut. Sesampainya di Nekang, Andi lalu meminta keluarganya untuk segera menyelematkan istri dan anaknya berumur 5 tahun yang masih berada di rumah.
Masih dari kronologis tersebut, mendengar Andi menjerit minta tolong beberapa keluarga langsung terjun ke TKP guna menyelematkan anak dan istri Andi. Mendengar pihak keluarga ada di rumah dini hari itu, istri Andi dan anaknya langsung keluar menemui mereka dari tempat persembunyian. Sementara keluarga dan tetangga Andi yang di jalan raya masih menerima hujan batu oleh massa tersebut dan mereka sambil melarikan diri ke arah timur menuju kampung Tenda.
