Andi dan Doni yang saat itu kebetulan luka ditelinga kemudian diantar ke RSUD Ruteng untuk divisum sekitar pukul 04.00 pagi. Selanjutnya, menjelang beberapa saat keluarga Andi langsung datang kembali ke Polres Manggarai untuk membuat laporan resmi.
Sesampai di Polres Manggarai pagi itu, keluarga Andi diminta oleh Stanislaus untuk mengurus masalah ini secara kekeluargaan dengan alasan kasusnya tidak jelas siapa pelaku dan korban.
“Lalu Stanislaus menjamin bahwa tidak akan ada laporan resmi dari pihak lain selama hasil visum masih ada di tangannya. Dan keluarga juga diminta lagi oleh Stanislaus untuk datang kembali pada Senin 19 Oktober berhubung saat itu dia piket lagi,” ujar Ferdinandus.
Setelah bertemu di Senin itu, Stanislaus masih menyampaikan kasus ini harus diselesaikan secara kekeluargaan dan keluarga Andi disuruh pulang ke rumah sampai polisi memberitahukan lebih lanjut terhadap perkembangan kasus tersebut.
“Bahwa baru 5 menit sampai di rumah, tiba-tiba ada salah seorang staf dari Kelurahan Watu membawa sebuah surat. Setelah dibuka isi surat adalah panggilan saudara Andi menghadap ke Polres Manggarai dan Andi sudah dinyatakan sebagai tersangka tindak pidana penganiayaan terhadap saudara Doni Iskandar Ambang yang terjadi pada hari Sabtu, 17 Oktober 2015 pukul 02.00 Wita di depan Kios di Tenda Sureng, Kelurahan Tenda,”tulis keluarga dalam kronologi kejadian.
Melihat isi surat tersebut pihak keluarga pun kembali datang ke Polres Senin 19 Oktober 2015 sekitar pukul 10.00 Wita guna menagih janji Stanislaus. Usai bertemu dengan polisi Stanislaus keluarga Andi lalu diarahkan untuk membuat laporan resmi.
Laporan resmi yang termuat dalam surat polisi bernomor LP/231/X/2015/2015/Res.M.Rai tanggal 19 Oktober 2015 itu, pihak keluarga menuding Doni Ambang dan kawan-kawan telah melakukan tindak pidana penganiayaan, pengrusakan rumah, dan pencurian uang tunai sebesar Rp 5 juta.
