Ruteng, Floresa.co – Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) St. Paulus Ruteng yang kuliah kerja nyata (KKN) di desa Wajur, kecamatan Kuwus, kabupaten Manggarai Barat (Mabar)-Flores, kunjungi sekolah PAUD St. Yosef Wajur di daerah tersebut untuk memperkenalkan jenis permainan edukatif kepada murid PAUD pada Rabu, 9 Agustus 2017.
Permainan edukatif itu terbuat dari tutupan botol bekas, kertas origami, gardus bekas, lem, gunting dan spidol. Dari bahan-bahan tersebut, bersama murid PAUD, guru-guru, mahasiswa KKN tersebut membuat permainan seperti boneka, bunga, dan kupu-kupu dari kertas origami.
Sementara tutupan botol bekas yang sudah jauh-jauh hari dipungut dan dibersikan, oleh mahasiswa tersebut ditempelkan kertas origami yang sudah digunting rapi dan diberi angka dan abjad lalu diperkenalkan kepada anak-anak.
Selama proses pembuatan pemainan itu, anak-anak PAUD juga terlihat aktif terlibat membuat permainan. Selain mengikuti arahan mahasiswa, mereka juga dengan lancar menjawab pertanyaan ketika ditanya tentang warna-warna yang ditunjuk.
Margareta Yoina Jelita, koordinator bidang pendidikan PAUD mengatakan permainan edukatif seperti itu bertujuan mengembangkan aspek perkembangan bahasa, kognitif, psikomotorik,nilai moral, sosial emosional dan seni anak usia dini.
“Ketika anak-anak berinteraksi dalam permainan ini, baik interaksi verbal maupun non verbal itu berarti perkembangan bahasa dan aspek lainnya sudah kita temukan.”
“Selain itu, ketika anak-anak menyebut abjad dan angka berarti di sana kita temukan aspek kognitif anak. Rasa ingin tahu anak selama pembuatan permainan tersebut juga bisa merangsang perkembangan psikomotorik anak,” ungkapnya.
Sementara itu, Wihelmina Suku (41) pengelola dan pendidik PAUD menyampaikan kesan dan rasa terima kasih ata kehadiran mahasiswa tersebut dan terutama atas ilmu baru yang mereka dapatkan.
“Dengan kehadiran adik-adik bisa menambah ilmu untuk saya. Permainan seperti ini sangat bermanfaat untuk anak-anak saya dan saya sangat tertarik dengan kreativitas adik-adik,” akunya.
Pasalnya, jelas Wihelmina, selama ini anak-anak PUUD tersebut tidak pernah dipekenalkan permainan seperti itu, apalagi yang terbuat dari tutupan botol bekas. “Palingan selama ini hanya meemperkenalkan kartu warna dan abjad,” lanjutnya.
Wihelmina yang sudah mengabdi di sekolah PAUD tersebut selama 8 tahun juga mengatakan besarnya pengaruh PAUD terhadap prestasi anak saat sudah masuk di bangku Sekolah Dasar (SD).
“Sejauh ini, perkembangan PAUD sangat pesat. Hal ini dibuktikan ketika mereka masuk di bangku SD, sering mendapat prestasi. Berbeda sekali dengan anak-anak yang tidak mengikuti PAUD,“ tuturnya.
Ketika ditanya terkait masalah yang dialami PAUD tersebut sejak didirikan pada 2009, Wihelmina mengaku kurangnya dorongan dan kepercayaan orang tua untuk memasuki anaknya ke sekolah PAUD.
Selain memperkenalkan permainan edukatif tersebut, rencananya, pada Jumat 11 Agustus 2017, mahasiswa KKN tersebut juga akan senam bersama anak-anak PAUD. (Maria Asri Nurmayati/Pank/ARJ/Floresa).