Floresa.co – Wahyu Dhyatmika [CEO Tempo Digital] dan Maryadi [Direktur Bisnis dan Digital Katadata] terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Media Siber Indonesia [AMSI] perioda 2023-2027 dalam kongres III yang berlangsung di Hotel El Royale, Bandung 24 Agustus.
Keduanya berjanji memperkuat ekosistem media siber yang berkualitas di Indonesia di tengah berbagai tantangan yang muncul, termasuk dengan hadirnya teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence [AI] yang ikut mempengaruhi jurnalisme.
Sebelumnya, Wahyu Dhyatmika, yang akrab disapa Bli Komang adalah Sekretaris Jenderal saat Ketua Umum dijabat oleh Wenseslaus Manggut, yang di kalangan anggota AMSI akrab disapa Kak Wens. Sementara Maryadi adalah Bendahara Umum.
Dalam pidato awalnya usai pemilihan, Bli Komang mengatakan, kepemimpinan AMSI oleh Kak Wens telah berhasil meletakan dasar yang kuat dan mengawal organisasi sampai ke marwahnya hingga saat ini.
Karena itu, kata dia, tugas pengurus selanjutnya adalah meneruskan visi dan misi AMSI mewujudkan ekosistem yang sehat dan jurnalisme media siber yang berkualitas.
“Visi yang kita bayangkan ketika AMSI berdiri sudah kelihatan bentuknya, tapi kita belum sampai ke sana. Ada begitu banyak pekerjaan yang belum selesai,” kata Bli Komang.
Ia menjelaskan, lewat kongres ketiga AMSI, “kita sudah samakan frekuensi dan identifikasi persoalannya.”
“Kita punya pandangan yang sama soal apa yang perlu kita perbaiki dan ini hanya akan bisa berhasil kalau kita bekerja bersama-sama,” katanya.
Sementara Maryadi menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang ia dan Bli Komang terima.
Ia menggarisbawahi soliditas anggota AMSI sebagai hal penting sejak AMSI dibangun.
“Perbedaan pendapat pasti ada, tapi selalu selesai. Beberapa perbedaan itu sebagian besar sudah diselesaikan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga [AD/ART] yang direvisi pada kongres ini,” katanya.
Ia juga mengatakan, dengan pengalaman kerja sama bertahun-tahun bersama Bli Komang, ia meyakini AMSI bisa bergerak lebih maju lagi.
Sapto Anggoro, Anggota Dewan Pers, yang diundang sebagai peninjau kongres menyambut positif terpilihnya pimpinan baru ini.
“Bli Komang dengan jaringan internasional dan Maryadi dengan jaringan lokal dan bisnis akan membawa AMSI semakin berjaya,” katanya.
“Selamat karena sudah memilih orang-orang yang berkualitas untuk kemajuan media siber Indonesia,” tambah Sapto.
Pemilihan pimpinan ini menjadi ujung dari rangkaian agenda Kongres III AMSI pada 24 Agustus, yang digelar langsung setelah kegiatan Indonesia Digital Conference (IDC) pada 22-23 Agustus dengan tema AI for Business Transformation.
AMSI juga menggelar ajang AMSI Awards pada 23 Agustus malam, yang memberi penghargaan kepada media siber lokal dan nasional, dengan beberapa kategori. Floresa tahun ini menjadi salah satu nominasi dalam kategori media lokal dengan inovasi dan pertumbuhan konten terbaik.
Kristalisasi acara IDC yang mengundang berbagai pihak terkait, termasuk dari unsur pemerintah, seperti Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika dan Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, kemudian diserap dalam kongres.
Kongres, yang sidangnya dipimpin oleh Upi Asmaradhana, Arif Rahman dan Charles Sitompul, dengan peserta dari 27 pengurus AMSI Wilayah membahas sejumlah hal, termasuk revisi AD/ART.
Salah satu poin penting dari revisi Anggaran Dasar adalah perubahan masa jabatan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal menjadi empat tahun, dari sebelumnya hanya tiga tahun.
Selain itu, kongres juga meneguhkan dengan jelas identitas organisasi sebagai asosiasi perusahaan media siber, bukan organisasi profesi, sesuai Pasal 7 Anggaran Dasar. Hal ini sejalan dengan visi AMSI untuk mewujudkan kemerdekaan pers dengan membangun media siber profesional yang memiliki bisnis sehat berkelanjutan dan konten yang berkualitas.
Kongres juga membuat penegasan sikap organisasi soal nama-nama media yang mirip dengan media yang sudah ada.
“Perusahaan pers yang bisa menjadi anggota AMSI adalah media yang tidak menduplikasi nama media yang telah ada yang dapat diasosiasikan dengan citra media yang telah ada, kecuali media yang satu kelompok usaha, atau tidak ada keberatan oleh media yang sudah lebih dulu menjadi anggota AMSI,” demikian ketentuan yang tercantum dalam pasal 2 Anggaran Rumah Tangga.
Revisi AD/ART juga memberikan kewenangan AMSI untuk bernegosiasi atas nama anggota dalam perjanjian bisnis dengan perusahaan platform dan pihak lainnya dalam bentuk penawaran kolektif atau collective bargaining.
Selain itu, kongres juga menyepakati panduan bisnis dan etika bisnis sebagai upaya menjaga integritas bisnis anggota AMSI. Panduan ini menjadi cara AMSI untuk mendorong kemajuan bisnis tanpa mengkhianati cita-cita pers Indonesia untuk memajukan peradaban bangsa dan dunia.
AMSI juga menyepakati prinsip dasar penggunaan AI untuk proses produksi karya jurnalistik dan pengelolaan media siber, demi memastikan penggunaan AI secara bertanggung jawab dalam praktik jurnalistik untuk menjaga kredibilitas dan kepercayaan publik. Prinsip-prinsip ini menjadi komitmen AMSI dalam mempertahankan standar jurnalisme tertinggi sambil memanfaatkan potensi peluang yang ditawarkan AI.
AMSI memiliki 456 media anggota dari 27 wilayah di Indonesia.
Floresa merupakan salah satu anggota yang bergabung sejak AMSI berdiri pada 2017. Semula bergabung di AMSI Wilayah DKI Jakarta, Floresa yang berbasis di Labuan Bajo bergabung dengan AMSI Wilayah NTT, sejak pembentukannya pada 2022.
Saat ini Floresa menjadi satu dari 10 media lokal di seluruh Indonesia yang sedang menjalani program mentoring oleh AMSI, dengan fokus pada penguatan manajemen, bisnis dan diversifikasi konten.
Ryan Dagur, Pemimpin Umum Floresa yang hadir dalam IDC dan kongres di Bandung berharap dengan sejumlah keputusan penting yang diambil dalam kongres ini, AMSI terus memaksimalkan perannya untuk peningkatan kualitas jurnalisme dan mendukung keberlanjutan media siber di tanah air.
“Kami menyampaikan selamat kepada Bli Komang dan Maryadi yang mendapat mandat memimpin AMSI ke depan. Terpilih secara aklamasi menunjukkan kepercayaan tinggi anggota kepada mereka,” katanya.
“Kami berharap keduanya bisa terus membuat AMSI menjadi asosiasi yang berdampak, terutama untuk media-media di daerah, yang masih butuh banyak penguatan, terutama dari sisi peningkatan kapasitas untuk memproduksi konten berkualitas maupun menjaga keberlanjutan dengan penguatan dari sisi bisnis,” katanya.
Ia menjelaskan, sebagaimana yang diingatkan Kak Wens dalam sesi sambutan saat malam penganugerahan AMSI Awards bahwa tantangan media siber saat ini adalah bagaimana memilih memberi ruang yang besar pada isu-isu yang penting dan dibutuhkan publik, bukan sekedar yang sedang viral, disukai dan sesuai selera publik.
“Sayangnya, seperti yang disampaikan Kak Wens, pilihan-pilihan untuk berpihak pada isu-isu yang beririsan kuat dengan kepentingan publik itu justru membuat media siber menjadi rentan atau dalam bahasa dia adalah media terancam stunting karena isu-isu demikian memang tidak membuat media sehat dari sisi finansial,” katanya.
Ryan berharap pengurus memikirkan cara-cara memberikan dukungan pada mereka yang memilih berusaha mengabdi pada kepentingan publik itu, sebagai bagian dari penegasan visi AMSI mendukung jurnalisme yang berkualitas.
“Tugas AMSI kiranya bagaimana media-media semacam itu mendapat dukungan yang memadai, sehingga kerja-kerja mereka bisa bertahan dan terus berkembang,” katanya.
Sementara itu, Rosis Adir, Pemimpin Redaksi Floresa mengatakan, “sebagai anggota AMSI, kami ingin terus bergerak bersama media-media siber lainnya menjalankan model jurnalisme yang menjunjung tinggi kualitas konten, juga memilih fokus pada isu-isu yang kami anggap penting bagi publik.”