Sumur Bor di Agrowisata Kopi Mano yang Dikelola Keuskupan Ruteng; Hanya Berfungsi Saat Diresmikan, Kebunnya Kini Tidak Terurus

Sumur bor itu disumbang oleh Julie Laiskodat yang menggandeng sebuah perusahaan minyak asal Thailand.

Baca Juga

Floresa.co “Jangan sampai sumurnya ada, lalu nanti airnya tidak ada. Ini tidak boleh terjadi.”

Kata-kata ini disampaikan Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas sembilan bulan lalu saat hadir dalam peresmian sumur bor di lokasi Agrowisata Kopi Mano.

Kekhawatiran Agas rupanya menjadi kenyataan.

Sumur bor yang diklaim hadir berkat kerja kolaboratif antara PTT Exploration and Production [PTTEP] sebuah perusahaan minyak asal Thailand yang dibawa oleh anggota Komisi IV DPR RI, Julie Laiskodat, dan Keuskupan Ruteng itu kini sudah tak lagi berfungsi.

Saat baru-baru ini Floresa meninjau sumur yang terletak di perbatasan antara Dusun Pelus dan Dusun Lame, Desa Golo Lobos, Kecamatan Lamba Leda Selatan itu, tidak ada tanda-tanda sumurnya berfungsi.

Saat mencoba membuka kran air yang dipasang pada tong yang terletak di depan Kapela Stasi Lame, Paroki St. Paulus Mano, tidak ada air yang mengalir.

Hal yang sama juga terlihat pada kran-kran air yang berada di kompleks agrowisata itu. Tidak ada air yang mengalir.

Tong penampung air dari sumur bor. (Foto: Herry Kabut/Floresa.co)

Semula untuk Atasi Krisis Air

Agrowisata Kopi Mano diresmikan pada 22 November 2021 oleh Julie Laiskodat dan diklaim hendak menjadi “laboratorium kopi” di Kabupaten Manggarai Timur. Agrowisata ini juga diklaim sebagai proyek untuk mendukung pembangunan pariwisata di Nusa Tenggara Timur.

Peresmiannya kala itu dihadiri oleh sejumlah pejabat, termasuk Direktur Badan Pelaksana Otoritas Pariwisata Labuan Bajo Flores, Shana Fatina. Shana pernah mengatakan bahwa dukungan lembaganya untuk pengembangan pariwisata itu adalah bagian dari kerja sama dengan Keuskupan Ruteng.

Lokasinya Agrowisata Kopi Mano mencakup area seluas 150 hektar yang meliputi Kecamatan Lamba Leda Selatan, Lamba Leda Timur, dan Rana Mese.

Khusus di Kecamatan Lamba Leda Selatan, kawasan agrowisata berada di Desa Golo Lobos, tepatnya di lokasi yang disebut LPUT, berdekatan dengan Gereja Stasi Lame.

Lahan milik Keuskupan Ruteng seluas 10 hektar itu merupakan salah satu kebun inti kawasan agrowisata ini dan ditargetkan menjadi tempat pembelajaran bagi masyarakat sekitar. 

Di lahan itu telah ditanam kopi jenis Arabika yang dirawat dengan menggunakan air seadanya dari Wae Teko, mata air yang berada di Dusun Lame, Desa Golo Lobos.

Debit air yang berkurang membuat pengelola kesulitan saat musim kemarau yang membuat banyak pohon kopi mati, demikian menurut Romo Robertus Pelita, yang pada saat itu menjadi pengelola lahan Agrowisata Kopi Mano. Persentase pertumbuhan kopi berada di bawah 40%, katanya.

Karena persoalan tersebut, Julie Laiskodat yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Nusa Tenggara Timur saat suaminya Viktor Bungtilu Laiskodat masih sebagai gubernur membantu penyediaan sumur bor itu.

Dengan kedalaman 105 meter, sumur yang ditargetkan menghasilkan 100 kubik air per hari ini diresmikan pada 12 Desember 2022.

Sumur bor terletak di dekat kali, perbatasan antara Dusun Pelus dan Dusun Lame, Desa Golo Lobos. (Foto: Herry Kabut/Floresa.co)

Hadir dalam acara peresmian adalah General Manager PTTEP Indonesia, Grinnchai Hattagam; Staf Ahli Julie Laiskodat, Jener Bana; Vikaris Jenderal Keuskupan Ruteng, Romo Alfons Segar; dan Romo Robertus.

Selain itu, hadir juga pimpinan dinas dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, termasuk Bupati Agas, Camat Lamba Leda Selatan, Ketua dan Pengurus Partai NasDem Manggarai Timur, sejumlah kepala desa, guru dan pelajar, tokoh adat, dan tokoh masyarakat.

Dengan situasinya saat ini, kata-kata Agas saat peresmiannya tergenapi. 

Seorang sumber di Pastoran Stasi Lame, mengatakan kepada Floresa bahwa air dari sumur bor itu “hanya mengalir pada saat peresmian.”

“Katanya mesin sudah rusak,” kata sumber itu.

Sementara sumurnya mati, sejumlah pohon kopi sudah terlihat mengering.

Romo Josi Erot, yang kini mengelola Agrowisata Kopi Mano menggantikan Romo Robertus mengaku belum bisa melayani wawancara oleh Floresa karena alasan kesehatan.

Pohon kopi di Agrowisata Kopi Mano yang hampir mati karena kekurangan air. (Foto: Herry Kabut/Floresa.co).

Ia menawarkan mewawancarai Romo Robertus, yang ia sebut orang “yang paling tahu tentang sumur bor ini.”

Namun, hingga artikel ini dipublikasi, Romo Robertus belum menanggapi permohonan wawancara yang disampaikan via WhatsAppnya.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini