Floresa.co – Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur kembali erupsi pada 6 Januari, sementara pengungsi terus bertambah.
Sejak tengah malam hingga sekitar pukul 06.00 Wita, gunung itu menyemburkan asap tebal hingga setinggi 1.500 meter dari puncak rekahan kawah.
Bersamaan dengan semburan asap tebal, “terjadi beberapa kali gempa vulkanik dan tektonik,” kata Petugas Pos Pemantau Gunung Api [PGA] Lewotobi Laki-laki, Yosef Herman S. Mboro kepada Floresa.
Gempa vulkanik dipicu aktivitas magma, sementara gempa tektonik dipicu pergerakan lempeng. Hal ini dapat mendorong penguatan aktivitas magma, yang berpotensi menimbulkan erupsi lanjutan.
Mengacu pada aktivitas vulkanik dan tektonik Lewotobi Laki-Laki, “kami mengimbau warga tak beraktivitas apapun dalam radius tiga kilometer dari rekahan kawah,” kata Yosef.
Erupsi lanjutan Lewotobi Laki-laki memaksa lebih banyak warga mengungsi. Hingga 6 Januari siang, jumlah pengungsi terdampak erupsi gunung setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut itu mencapai 4.617 jiwa.
Lebih dari empat ribu orang itu bertahan di 12 titik pos pengungsian yang tersebar di Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Titehena, Flores Timur.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Ahmad R. Duli menyatakan tak semua pengungsi tinggal sementara di pos pengungsian.
“Ada pula yang mengungsi ke rumah keluarga dan kenalan,” katanya.
Bandara Frans Seda Ditutup Lagi
Sementara itu Bandara Fransiskus Xaverius Seda [Frans Seda] di Maumere, Kabupaten Sikka kembali ditutup, setelah sempat dibuka sejam lebih.
Penutupan kembali dilakukan karena zona final approach terdampak abu vulkanis Lewotobi Laki-laki.
Final approach merupakan fase final pendaratan, sebelum roda pesawat menyentuh landasan pacu bandara.
Kepada Floresa pada 6 Januari, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandara Frans Seda, Partahian Panjaitan menyatakan landasan pacu sempat dibuka pada 5 Januari pukul 07.00 Wita, setelah lima hari ditutup.
Namun, data Sistem Informasi Meteorologi Penerbangan atau SIAM, layanan pendukung keselamatan penerbangan yang disediakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika “menunjukkan abu vulkanis kembali menutupi [zona] final approach.”
Mengacu pada data SIAM, “kami memutuskan untuk menutup kembali Bandara Frans Seda,” kata Partahian.
Penutupan diberlakukan sejak 5 Januari pukul 08.15 Wita.
“Bandara Frans Seda akan dibuka setelah melihat perkembangan aktivitas Lewotobi Laki-laki,” katanya.
Penutupan sementara Bandara Frans Seda berdampak pada pembatalan 10 penerbangan yang dijadwalkan pada Jumat 5 Januari dan tiga penerbangan pada 6 Januari.
Aktivitas vulkanis Gunung Lewotobi Laki-laki menguat sejak pemerintah menetapkan status peringatan “waspada” pada 12 Desember 2023.
Usai erupsi pada 1 Januari, pemerintah menaikkan status menjadi “siaga.”
Status “Siaga” menunjukkan peningkatan seismik pada suatu gunung berapi yang berpotensi memicu erupsi besar dalam kurun dua pekan berikutnya.
Level peringatan tertinggi adalah “awas” yang mengacu pada potensi erupsi besar dalam kurun 24 jam sejak penetapan statusnya.